pariwisata

id pariwisata

Potensi Pariwisata Kabupaten Dharmasraya 1. Taman Nasional Kerinci Seblat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) membujur sepanjang 345 km disepanjang jajaran Bukit Barisan yang membujur di empat provinsi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi dan sebagian beasar berada di wilayah Sumatera Barat. TNKS berupa hutan khatulistiwa seluas 15.000 km, dengan kekayaan flora dan fauna serta panorama alam yang menakjubkan. Di tengah TNKS beriri gunung Kerinci (3.805 m), gunung berapi tertinggi di Indonesia. Sebagian besar binatang menyusui yang dilindungi seperti gajah, badak, beruang, matahari dan tapir, hidup di kawasan TNKS, juga beberapa burung langka seperti tor-tor. 2. Wisata Air Bendung Batanghari Bendungan ini terletak di Jorong Muaro Maung, Pulau Punjung, Dharmasraya, sekitar 10 km dari Pulau Punjung, ibukota kabupaten Dharmasraya. Jarak dari kota Padang ke pusat pemerintahan kabupaten Dharmasraya itu sekitar 200 km ke arah timur, atau sekitar tiga jam perjalanan darat dengan kendaraan bermotor. Bendung yang luas genangannya mencapai sekitar 5 ha itu menjadi pusat rekreasi air yang sangat menarik. Tersedia sekitar 500 perahu wisata yang siap membawa wisatawan menyusur Sungai Batanghari ke arah hulu sampai ke Solok Selatan, untuk menikmati pemandangan alam di kanan kiri sungai. Dengan perahu wisata bermotor itu, wisatawan juga dapat melihat gua-gua yang penuh dengan arang burungwalet di tebing-tebing kanan kiri sungai. Harga sewa perahu sungai wisata cukup terjangkau, Rp 500 ribu per hari, dengan kapasitas maksimal 10 orang. Perahu-perahu tersebut berjajar di tepi kanan bendung, di pangkalan perahu, di pinggir Desa Sungai Gambut. Di pangkalan perahu itu ada banyak warung makan dan toko kelontong serta kerajinan yang siap memenuhi kebutuhan wisatawan. Ada akses jalan beraspal yang cukup mulus ke pangkalan perahu tersebut. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai lokasi Bendung Batanghari dari pemerintahan Kabupaten Dharmasraya. 3. Mitos Lubuk Larangan Objek wisata di Dharmasrayayang agak berbau mistik adalah Lubuk Larangan, yang terletak di Kampung Surau, sekitar 40 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Dharmasraya. objek wisata ini merupakan kombinasi antara wisata mancing di lubuk sungai yang penuh ikan, hamparan lahan pertanian rakyat, dan perbukitan hijau di seberang sungai. Tetapi, hanya pada waktu-waktu tertentu orang boleh memancing di lubuk tersebut. Konon, kalau ada orang yang memancing ikan di Lubuk Larangan di luar hari yang telah ditentukan, akan menderita sakit atau bahkan ameninggal dunia. Menurut pengelolanya, Ketua Pemuda Kampung Surau, Muersal, Lubuk Laranganmemang dibuat dengan tujuan konservasi alam dan biota air. Khususnya untuk menjaga kelestarian iakn-ikan langka, seperti ikan baong, tapa, soma, dan laupam. Tradisi memncing ramai-ramai dibuka tiap musim panen ikan dan diumumkan kepada warga secara terbuka. Di luar musim panen, pengunjung hanya boleh menikmati keindahan alam dan kesejukan udaranya. 4. Objek Sejarah Dan Cagar Budaya Terdiri dari beragam objek, diantaranya objek peninggalan sejarah dan cagar-cagar budaya. Misalnya, Situs Cagar Budaya Rumah Raja Pulau Punjung, Rumah Gadang Raja Siguntur, Candi Padang Roco (peninggalan Raja Siguntur), Rumah Gadang Raja Lawe, dan Rumah Gadangb Raja Abaisiat.