Potensi Ekowisata Perairan Enggano Belum Tergarap

id Potensi, Ekowisata, Enggano, Bengkulu, Belum, Digarap

Enggano, (Antara) - Sejumlah potensi ekowisata perairan yang terdapat di Pulau Enggano, Bengkulu, belum tergarap karena tidak ada sarana dan fasilitas pendukung.

"Banyak potensi, tapi belum tergarap," kata Camat Enggano Marlansius kepada Antara di Desa Banjarsari, Enggano, Bengkulu, Selasa.

Beberapa tempat yang berpotensi untuk dijadikan ekowisata perairan, menurut dia, Koomang, Sawang Bugis, Sebalik, dan Tanjung Labuho yang menjadi tempat favorit peselancar asing.

Tanjung Labuho berjarak tiga hingga empat jam dengan perahu bermotor, sedangkan pantai Koomang berjarak dua jam perjalanan dengan perahu bermotor dari Desa Banjarsari, katanya. Lokasi lain yang menarik namun lebih memakan waktu yakni Teluk Kioyo dan Sawang Bugis.

Kendala utama untuk mengembangkan ekowisata di pulau terluar Indonesia yang berbatasan perairan dengan India di Samudera Hindia ini, menurut dia, akses jalan, listrik, dan air bersih.

"Pada 2013 memang sudah direncanakan untuk membangun jalur lingkar Enggano. Namun belum ada informasi kapan proyek jalan untuk jalur lingkar akan digarap," ujar dia.

Potensi perairan lain yang dapat dijadikan ekowisata di Pulau Enggano, menurut warga Desa Malakoni Ishak Kauno, berada di Dusun Kaai, Desa Meo, berupa mata air yang berwarna biru yang dalam bahasa enggano Bak Blau.

"Tempat ini kalau hari Minggu ramai sekali orang berenang. Mereka bawa perahu jokong dan ban lalu mereka berenang," ujar dia.

Berdasarkan pantauan Antara di lokasi, Bak Blau atau Mata Air Biru memiliki air begitu jernih dan berwarna biru. Sejumlah kumpulan ikan tampak "menghuni" perairan yang berlokasi di muara tersebut.

Lokasi Bak Blau masih dikelilingi oleh hutan dan berhubungan langsung dengan air laut di pesisir barat Pulau Enggano. Jarak lokasi mata air berwarna biru ini dari jalan utama Pulau Enggano hanya beberapa ratus meter saja, namun tidak ada fasilitas apa pun di lokasi. (*)