Teknologi Sri Tingkatkan Produksi di Pesisir Selatan

id Pesisir Selatan

Painan, (Antara) - Teknologi penanaman padi sistem tanam sebatang Jajar Legowo atau SRI terbukti dapat meningkatkan produksi gabah petani Nagari (desa adat) IV Koto Mudiek Batangkapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) sebanyak satu hingga 2,3 ton per haktare.

Wali Nagari (Kepala Desa) IV Koto Mudiek, Kecamatan Batangkapas Syafran Tamsa di Painan, Jumat, mengatakan, meningkatnya produksi padi tersebut terbukti setelah dilakukan ubinan oleh Petugas Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten setempat bersama Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian setempat dalam musim panen beberapa baru-baru ini.

Pada musim tanam padi awal tahun 2015 yang baru saja berlalu, pemerintah kabupaten (pemkab) setempat memanfaatkan kelompok tani Bukik Ubek di Kenagarian IV Koto Mudiek sebagai pusat kegiatan sekolah lapangan (SL) System of Rice Intensification (SRI) atau tanam padi sebatang dengan Jajar Legowo.

Varietas benih yang digunakan untuk kegiatan tersebut yakni PB 42. Sebelumnya PB 42 sudah lama tidak digunakan petani Bukik Ubek sebagai benih yang ditanam petani

pada lahan sawah di lokasi itu sebab varietas tersebut selalu gagal dalam menghasilkan keuntungan bagi petani setiap masa panen.

Dari beberapa kali musim tanam belakangan Varitas PB 42 sudah tidak lagi diminati oleh Kelompok Tani Bukik Ubek karena sering gagal, namun pada musim panen awal 2015 ini sesuai anjuran Dinas Pertanian Pesisir Selatan maka petani kembali memakai bibit ini, Alhamdulillah hasilnya cukup bagus, bahkan produksi meningkat dari semula, katanya.

Ia mengatakan, dari ubinan yang dilakukan oleh Petugas BPS dengan PPL kabupaten setempat, hasil yang dicapai pada panen awal tahun ini produksi gabah sebanyak 7,3 ton per hektare. Jumlah tersebut naik dari tahun sebelumnya yang hanya produksi sebanyak lima sampai enam ton per haktare.

Musniati seorang anggota Kelompok Tani Bukik Ubek, Lubuknyiur mengatakan, sebelum ini hasil sawahnya hanya sekitar 18 karung untuk luas tanam sepiring (sepetak) sawah, namun dengan memanfaatkan teknologi SRI Jajar Legowo, maka hasil meningkat menjadi 22 karung pada luas dan lokasi sawah yang sama.

Benih yang kami pakai pada musim tanam yang baru saja panen ini yakni PB 42. Sebelumnya benih ini sudah tidak lagi kami pakai karena menyebabkan panen kami rugi. Namun pada musim panen kali ini hasil yang dicapai cukup bagus karena meningkat dari sebelumnya, " katanya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan Afrizon Nazar, mengatakan, ke depan pihaknya akan menerapkan SRI Jajar Legowo pada kelompok tani lainnya di kabupaten itu karena dari beberapa kali percobaan sistem tersebut selalu membawa hasil yang baik terhadap petani.

Menurutnya, rekayasa teknik tanam padi dengan cara tanam Jajar Legowo yakni 2:1 atau 4:1. Berdasarkan hasil penelitian terbukti dapat meningkatkan produksi padi sebanyak 12-22 persen sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

Teknologi Jajar Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan. Selain itu juga dapat melebarkan jarak antar barisan sehingga seolah olah rumpun padi berada dibarisan pinggir dari penanaman yang memperoleh manfaat sebagai tanaman pinggir. (*)