Produksi KJA Danau Maninjau Berkurang 50 Persen

id Ikan Danau Maninjau

Produksi KJA Danau Maninjau Berkurang 50 Persen

Ikan Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Maninjau mati mendadak pada 2014 (Antara).

Lubukbasung, (Antara) - Produksi ikan Keramba Jaring Apung (KJA) jenis Nila dan Mas di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) berkurang sekitar 50 persen, dari sebelumnya 40 ton menjadi 20 ton per hari.

"Turunnya produksi ikan ini disebabkan berkurangnya permintaan pasar, akibat harga ikan dari Danau Toba Provinsi Sumatera Utara, Bangko Provinsi Jambi lebih murah dari ikan Danau Maninjau," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam, Ermanto di Lubukbasung, Jumat.

Ia menambahkan, ikan dari Danau Toba dan Bangko dijual dengan harga Rp20.000 per kilogram, sementara ikan Danau Maninjau sebesar Rp22.000 perkilogram," katanya.

Dengan kondisi ini, ikan dari Danau Maninjau kurang dilirik pedagang kabupaten/kota di Sumbar, dan dari Provinsi Riau dan Jambi.

"Turunnya permintaaan ini membuat para petani keramba menunda panen ikan," katanya.

Pemkab Agam pada 2015 menargetkan produksi ikan KJA sebanyak 65.000 ton. Sementara pada 2014 sebanyak 65.000 ton dan realisasinya hanya 62.385 ton.

Ia menambahkan tidak tercapainya target ini akibat ikan KJA milik petani di Danau Maninjau mati mendadak sekitar 747,38 ton selama 2014.

Kabupaten Agam memiliki luas 2.232 km dengan 16 kecamatan, mempunyai potensi perikanan kolam air tenang dengan luas 2.900 hektare dengan produksi 5.417 ton per tahun. Kemudian keramba jaring apung sebanyak 16.000 unit dengan produksi 48.024 ton per tahun.

Kolam air deras sebanyak 260 petak dengan produksi sekitar 5.241 ton per tahun, mina politan dengan luas 263 hektare dengan produksi 71 ton per tahun, dan perikanan tangkap panjang pantai 43 kilometer dengan produksi 6.157 ton per tahun. (*)