Wawako Pariaman: UN Jangan Dijadikan Momok

id wawako, Pariaman, UN, Jangan, Jadi, Momok

Pariaman, (Antara) - Wakil Wali Kota Pariaman, Sumatera Barat, Genius Umar, mengatakan Ujian Nasional (UN) tidak boleh jadi momok yang menakutkan melainkan harus dijalani dengan menyenangkan.

"Dalam ujian tidak boleh menjadi momok yang menakutkan bagi anak didik, harus dalam keadaan yang menyenangkan," katanya saat meninjau pelaksanaan UN SLTP di Pariaman, Senin.

Ia menyebutkan UN SLTP pada hari pertama di kota itu berjalan dengan lancar.

"Sejauh ini tidak ada masalah yang berarti, jumlah siswa, soal, dan lembaran jawaban semua sudah berjalan dengan maksimal walaupun ada beberapa siswa yang tidak ikut serta dalam ujian," katanya

Ia meminta proses ujian tahun ini dengan apa adanya, tidak boleh ada kecurangan sehingga pemerintah setempat maupun pusat bisa menilai sejauh mana perkembangan sekolah itu.

"Salah satu tujuan UN agar kita mengetahui selama tiga tahun terakhir bagaimana proses pencapaian siswa dan sekolah itu sendiri," ujarnya.

Ia menambahkan, jika hasil tersebut memuaskan maka akan terus ditingkatkan, namun jika hasilnya kurang maksimal maka akan dilakukan perbaikan.

Genius Umar mengapresiasi hasil UN tidak lagi menjadi tolak ukur kelulusan siswa. Melainkan berfungsi sebagai melihat sejauh mana standar sebuah sekolah.

"Penilain terakhir itu ada pihak sekolah, dalam hal ini proses selama tiga tahun tidak akan lagi menjadi tolak ukur," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pariaman, Kanderi, mengatakan UN tahun ini diikuti oleh 2.291 siswa dari 19 sekolah setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di daerah itu.

Ia menyebutkan, hari pertama UN tidak ada permasalahan yang signifikan.

"Kami telah menurunkan beberapa tim untuk memantau ke lapangan agar tidak ada permasalahan," ujarnya.

Ia menambahkan, tahun lalu semua siswa di kota itu setingkat SMP lulus 100 persen dan berada di peringkat enam untuk tingkat Provinsi Sumbar.

"Kami tahun ini menargetkan naik peringkat dari sebelumnya," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk tahun ini ada yang berbeda dari penyelenggaraan UN, satu siswa memiliki satu paket yang berbeda dengan siswa yang lain, artinya tidak ada satupun siswa yang memiliki soal dan lembar jawaban yang sama.

"Sistem tersebut dilakukan guna memaksimalkan hasil. Selain itu ada kemungkinna satu siswa memiliki lembar soal dan jawaban lebih dari satu," katanya. (cpw11)