Padang, (Antara) - Wakil Ketua Komisi I DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Amora Lubis, mengatakan iklan dalam bentuk baliho dan spanduk yang dipasang oleh para petahana sebagai cara mengiklankan diri dan upaya pencintraan terselubung.
"Bahwa citra iklan yang terjadi pada saat ini dinilai sudah melenceng dari ide awal. Ditambah lagi hal itu telah mengarah kepada pencitraan mereka," katanya di Padang, Selasa.
Ia mengatakan, hal ini justru dapat membentuk pandangan negatif dari masyarakat, karena tidak sesuai dengan porsinya.
"Yang seharusnya lebih ditonjolkan yakni pesan-pesan kepala daerah, menunjukan gambar daerah, dan lambang daerah tersebut, bukan hanya memajang gambar sosok calon tersebut," ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi I Aristo Munandar menilai iklan tentang calon kepala daerah yang saat ini banyak bermuncul tersebut tidak tepat, karena dari para calon yang memasang iklan tersebut masih belum resmi terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Dari para calon yang maju dan memasang iklan tersebut belum ada satu pun yang resmi terdaftar di KPU, sedangkan partai pengusung calon tersebut pun masih belum jelas," katanya.
Ia juga menambahkan para calon tersebut juga melanggar sejumlah peraturan yang ada. menurut dia, seharusnya seorang calon yang masih belum terdaftar tidak seharusnya menggunakan fasilitas umum, tidak boleh juga menggerakan pegawai, dan juga mengalihkan perhatian publik.
Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi juga mengatakan pemasangan iklan di beberapa tempat publik tersebut sudah menyalahi etika dan estetika berpolitik.
"Seharusnya tempat publik dipakai untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan segelintir pemilik kepentingan," ujarnya.
Ia menambahkan terlebih yang sudah petahana tidak perlu membuat iklan secara maksimal di hadapan publik, karena mereka telah dianggap sudah terkenal, mempunyai nama dan sudah berpengalaman.
"Jika hal tersebut masih dilakukan malah menjadi pertanyaan besar nantinya, apakah petahana tersebut kurang terkenal atau apa ada maksud dibalik iklan tersebut?," ujarnya. (cpw2)
Berita Terkait
Kelok Hantu makan Korban, operator Exavator tewas terseret air (Video)
Jumat, 26 April 2024 1:34 Wib
Kejaksaan tetapkan tersangka kasus korupsi dana Nagari di Dhamasraya
Jumat, 26 April 2024 0:42 Wib
Gubernur: Program kepariwisataan Sumbar tarik jutaan wisatawan
Kamis, 25 April 2024 19:41 Wib
Gubernur Sumbar ingatkan Pj Wali Kota Sawahlunto pentingnya koordinasi
Kamis, 25 April 2024 19:41 Wib
BPKP evaluasi percepatan penanganan stunting Solok Selatan
Kamis, 25 April 2024 19:40 Wib
KPU Pasaman Barat buka pendaftaran bagi 55 PPK Pilkada Serentak 2024
Kamis, 25 April 2024 18:37 Wib
Operator alat berat pekerja jembatan kelok hantu di Tanah Datar hanyut terseret arus
Kamis, 25 April 2024 18:34 Wib
Polresta Padang bekuk jambret perempuan sebabkan korban luka berat
Kamis, 25 April 2024 18:30 Wib