Padang, (Antara) - Kepala Biro Perencanaan Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen Pol Iskandar Ibrahim mengibaratkan narkoba sebagai penyakit menular yang siap menggerogoti manusia.
"Narkoba itu seperti penyakit menular yang siap menggerogoti fisik ataupun psikis penggunanya," katanya dalam kegiatan "Asistensi Evaluasi dan Tindak Lanjut Rencana Aksi dan Instruksi Pemerintah Daerah Sesuai Inpres Nomor 21 Tahun 2013 Pada Provinsi Sumatera Barat" di Kantor BNNP Sumbar, Rabu.
Untuk menangkal narkoba itu, menurutnya, diperlukan sinergi dari semua pihak.
"Semua pihak harus ikut serta dalam memberantas narkoba, tidak hanya pemerintah pusat ataupun daerah namun masyarakat juga ikut serta," ujarnya.
Menurutnya, Indonesia jauh tertinggal dari negara lain dalam hal pemberantasan narkoba.
"Kami jauh tertinggal dari negara lain dan mudah-mudahan dengan komitmen besar dari presiden ketertinggalan itu bisa kita kejar," ujarnya.
Sebelumnya Kepala BNN Anang Iskandar mengatakan pihaknya mengendus 48 jaringan narkoba internasional yang mengincar pasar Indonesia.
"Tahun ini, 48 jaringan (internasional) yang terendus, yakni Taiwan, Tiongkok, Hong Kong, West Africa (Afrika Barat), tinggal tunggu masuk Indonesia atau tidak," katanya.
Ia mengatakan jaringan narkoba internasional tertarik ke Indonesia mengingat angka pengguna narkoba yang tinggi dan terus meningkat.
BNN memperkirakan terdapat sekitar 4,2 juta pengguna narkoba di Indonesia. Hal ini menjadi pasar yang menggiurkan bagi para pedagang narkotika.
"Cara bodohnya (gampangnya) itu, kalau 4 juta pengguna itu minimal sehari menggunakan 0,2 gram, itu berarti setiap harinya kebutuhan sebesar 80 kg narkoba, 2,4 ton per bulan sekitar 29 ton per tahun," katanya.
Sementara itu, kemampuan rehabilitasi di Indonesia sampai saat ini juga masih rendah diperkirakan hanya mampu 2.000 pengguna yang direhabilitasi.
"Ini menjadi pasar yang terus tumbuh kalau kita tidak segera cegah," katanya.
Maka tidak heran, menurut dia, dalam beberapa kali penangkapan, jumlah narkoba yang disita mencapai ribuan kilogram.
"Dalam tiga bulan saja telah disita satu ton sabu dan delapan ton ganja. Dalam sekali penangkapan di Jakarta, di Pluit misalnya, jumlah narkoba yang disita 150 kg, kemudian di Sukabumi 70kg dan 40 kg," katanya.
Untuk itu, pihaknya terus mewaspadai peredaran barang haram tersebut. Pihaknya juga terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan aparat penegak hukum di luar negeri.
"Kita punya jaringan yang cukup baik dengan negara-negara lain. Tidak ada negara yang tidak memerangi narkoba," katanya. (cpw10)
Berita Terkait
Kejari Padang terima SPDP kasus sabu-sabu satu kilogram
Selasa, 23 April 2024 16:20 Wib
Polres Pasaman Barat tangkap tiga pengedar narkotika
Kamis, 18 April 2024 16:59 Wib
Polres Agam ungkap 13 kasus narkotika selama 3,5 bulan
Kamis, 18 April 2024 14:02 Wib
Pengungkapan pabrik narkoba rumahan di Semarang
Kamis, 4 April 2024 17:52 Wib
Kejaksaan di Sumbar tuntut mati terdakwa pengedar ganja
Rabu, 3 April 2024 20:27 Wib
Satres Narkoba Polres Padang Panjang tangkap seorang pria penyalahgunaan narkoba
Rabu, 3 April 2024 15:33 Wib
Polres Agam tangkap DPO pencuri telpon genggam simpan narkotika
Rabu, 3 April 2024 15:13 Wib
Pemkab Pasaman Barat sebut penanganan serius terhadap narkoba
Kamis, 21 Maret 2024 15:51 Wib