Komoditas Budidaya Perikanan Indonesia Diminati Pasar Global

id Budidaya Perikanan Indonesia

Jakarta, (Antara) - Komoditas budidaya perikanan dari kawasan perairan Indonesia banyak diminati pasar global sehingga pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga mesti lebih berfokus pada peningkatan budidaya perikanan di Tanah Air.

"Komoditas marikultur atau budidaya perikanan merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena berorientasi ekspor dan banyak diminati oleh pasar luar negeri yang masih sangat terbuka lebar," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Untuk itu, ujar Slamet Soebjakto, dalam hal mengembangkan budidaya perikanan perlu dilakukan zonasi di berbagai daerah. Ia mencontohkan, sebagai rumput laut ke depan akan dikembangkan untuk wilayah garis pantai sampai dengan 4 mil, Sedangkan untuk wilayah di atas 4 mil dapat dikembangkan budidaya laut dengan menggunakan Karamba Jaring Apung (KJA).

Sedangkan komoditas yang akan dikembangkan dalam sistem zonasi tersebut, lanjutnya, disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing seperti kakap, kerapu, bawal bintang, abalone atau tuna.

"Pengembangan marikultur sejalan dengan visi misi Kabinet Kerja yaitu mendorong laut menjadi sumber ekonomi bangsa," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP.

Dengan potensi lahan marikultur yang mencapai 4,58 juta hektare, ujar dia, hal tersebut harus menjadi dorongan untuk lebih fokus dan serius meningkatkan produksi perikanan budidaya.

Apalagi, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo - Wakil Presiden Jusuf Kalla memiliki program guna mewujudkan negara ini sebagai Poros Maritim Dunia.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, tumbuhnya perekonomian sektor perikanan pada kuartal I-2015 karena semakin meningkatnya produksi serta pelaku usaha yang berkecimpung dalam bidang budidaya perikanan.

"Perikanan mengalami pertumbuhan paling tinggi karena didorong oleh kenaikan produksi perikanan budidaya," kata Suryamin di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Senin (18/5).

Menurut data BPS, pertumbuhan sektor perikanan kuartal I-2015 dibandingkan tahun sebelumnya untuk perikanan adalah sebesar 8,64 persen, berbeda dengan pertanian 2,94 persen dan kehutanan 1,24 persen.

Namun, masih berdasarkan data BPS, pertumbuhan kuartal I-2015 mengalami penurunan atau minus 2,81 persen antara lain karena faktor cuaca buruk pada beberapa bulan terakhir yang mengakibatkan nelayan di berbagai daerah enggan melaut.

Selain itu, data BPS juga mengungkapkan bahwa jumlah rumah tangga yang berusaha di bidang perikanan budidaya meningkat dari 985 ribu pada 2003 menjadi 1,2 juta pada 2013.

Padahal pada kurun yang sama, jumlah rumah tangga yang berusaha di bidang perikanan tangkap atau nelayan menurun sekitar separuhnya dari 1,6 juta pada 2003 menjadi 864 ribu pada 2013.

Berdasarkan data statistik perikanan budidaya KKP tahun 2010-2014, produksi perikanan budidaya telah mengalami peningkatan sekitar 23 persen per tahun dengan komoditas yang mengalami peningkatan di atas 20 persen per tahun adalah rumput laut (27 persen), udang vaname (20 persen), patin (25 persen) dan lele (26 persen). (*)