Jalan Alternatif Sumbar-Riau Tertimbun Material Longsor

id Longsor, sumbar-riau, putus

Sarilamak, (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Limapuluh Kota masih terkendala guna membersihkan material longsor yang menimbun badan jalan alternatif Sumbar-Riau karena hingga Senin sore alat berat belum juga datang ke lokasi kejadian.

"Kami terkendala alat berat. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Dinas PU. Semoga alat tersebut cepat datang sehingga dapat membersihkan material longsor," kata Kepala BPBD Limapuluh Kota Nasrianto di Sarilamak, Senin

Ia menyebutkan material longsor yang menimbun jalan pada Minggu (24/5) malam tersebut didominasi oleh unggukan tanah, kayu, dan batu-batuan.

Ia menargetkan satu minggu ke depan jalur alternatif tersebut dapat dibuka kembali sehingga dapat ditempuh oleh masyarakat yang terisolasi itu.

Ia menambahkan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial untuk mencarikan solusi bagi masyarakat yang rumahnya rusak.

Bencana tanah longsor melandaLimapuluh Kota Minggu malam, dimana 17 warga dari lima kepala keluarga diungsikan karena rumah hancur, kata warga setempat Medi (50).

Ia mengatakan bencana tersebut tepatnya menimpa Jorong Bulu Kasok Nagari Sarilamak Kecamatan Harau itu menyebabkan dua rumah hancur, dua rumah rusak berat, dan dua jembatan tidak dapat dilalui.

"Jembatan tersebut, satu putu putus sementara yang satu lagi tertimbun material lonsor," kata dia.

Kemudian, kata dia, mlongsor tersebut menyebabkan jalan alternatif Sumbar-Riau yang tembus ke Kabupaten Kampar Kiri itu putus total sehingganya 80 KK terisolasi.

Ia menyebutkan tanah longsor tersebut berasal dari Bukit Taeh yang terjadi ketika masyarakat setempat akan tidur.

Kemudian, Kepala Jorong Bulu Kasok Edison mengatakan longsor terjadi sepanjang dua kilometer di jalan alternatif Sumbar-Riau tersebut.

"Sepanjang dua kilometer itu terdapat 20 titik longsor sehingga masyarakat yang berada di lokasi itu tidak dapat lewat," katanya.

Ia berharap 243 KK yang ada di jorong tersebut segera direlokasi sebab masih banyak material tebing yang akan mengancam terjadinya longsor susulan. (*)