Gelombang Panas Tewaskan 1.371 Warga India

id Gelombang, panas, india, tewaskan, warga

New Delhi, (Antara) - Gelombang panas di India dengan suhu udara mencapai di atas 47 derajat celsius menewaskan setidak-tidaknya 1.371 warga sepanjang pekan ini.

Cuti dokter dibatalkan untuk membantu masyarakat, yang sakit akibat gelombang panas tersebut.

Mei dan Juni adalah masa dengan cuaca terpanas di India. Pada bulan tersebut, suhu udara biasanya mencapai di atas 40 derajat celcius.

Namun demikian, sejumlah pakar meteorologi mengatakan bahwa jumlah hari dengan suhu sekitar 45 derajat celcius terus naik sepanjang 15 tahun belakangan.

Laporan korban meninggal akibat gelombang panas muncul di empat negara bagian, sebagian besar di antara mereka tinggal di negara bagian Andhra Pradesh dan Telangana di wilayah tenggara India. Sejumlah pejabat setempat mengatakan bahwa jumlah kematian akibat cuaca panas naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Kebanyakan korban adalah para manula dan pekerja yang menderita dehidrasi.

Jumlah korban meninggal di Andhra Pradesh sendiri telah mencapai 1.020 jiwa.

Dalam menanggapi keadaan tersebut, pajabat setempat membatalkan jadwal cuti para dokter dan meminta para warga untuk tidak meninggalkan rumah pada siang hari demi menghindari cuaca yang sangat panas. Meski demikian, tetap berada di dalam ruangan bukan merupakan pilihan yang baik bagi banyak warga India.

"Saya pusing dan demam. Namun jika saya tetap berada di dalam rumah, bagaimana saya bisa mendapatkan uang?" Kata Akhlaq (28) yang sehari-harinya mencari nafkah dengan mengumpulkan barang-barang bekas di New Delhi. Di ibu kota India tersebut, temperatur udara mencapai 45 derajat celcius pada Selasa lalu.

Gelombang panas di India bagian selatan terus terjadi selama enam hari atau dua kali lipat lebih lama dibanding biasanya, demikian keterangan Y.K. Ready, seorang meteorolog di negara bagian Hyderabad yang juga merupakan daerah paling parah gelombang panas.

Gelombang panas di India disebabkan oleh angin kontinental kering yang ditiup dari Iran dan Afghanistan. Cuaca tersebut diperkirakan akan mereda pada akhir pekan ini sebelum kedatangan musim hujan di wilayah timur dan selatan. (*)