Unand Terapkan Debat Terbuka Pemilihan Rektor

id Unand

Padang, (Antara) - Senat Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, menerapkan sistem debat terbuka pada tahapan sosialisasi pemilihan rektor baru 2015.

"Debat terbuka ini akan dilakukan dalam rapat senat atau sosialisasi umum bakal calon rektor yang bisa disaksikan seluruh civitas akademika Unand," kata Ketua Senat Unand Ardinis Arbain di Padang,.

Dia menyebutkan debat terbuka dapat terjadi jika bakal calon rektor nantinya berjumlah lebih dari tiga orang.

Jika tidak, katanya, hanya akan melakukan sosialisasi terbuka di depan majelis dosen seluruh Unand.

Rencananya, katanya, debat terbuka digelar pada 27 Juni hingga 27 Juli mendatang.

"Selain merilis jadwal untuk debat terbuka ini panitia pemilihan rektor juga sudah menentukan waktu tahapan proses pemilihan tersebut," ujar Ardinis

Dia menyebutkan sosialisasi pemilihan rektor telah dilakukan mulai 27 Mei hingga 11 Juni mendatang.

Bersamaan dengan itu, mulai 1 Juni pendaftaran bakal calon mulai dibuka dan berakhir pada 12 Juni.

Semua data bakal calon rektor tersebut akan diverifikasi dan penetapannya sebagai calon rektor pada 13 hingga 26 Juni.

"Sesudah sosialisasi tersebut bila memungkinkan dilakukan pemilihan rektor di tingkat dosen untuk menyaring lima orang bakal calon," katanya.

Pemilihan di tingkat dosen, katanya, dilaksanakan pada 29 Juli mendatang dengan catatan bakal calonnya lebih dari lima.

Setelah itu, pada awal Agustus akan ada rapat senat akademik untuk menyaring lima calon menjadi tiga orang.

"Hal ini juga tergantung ada atau tidaknya pemilihan di tingkat dosen," katanya.

Pemilihan oleh senat bersama Menteri Ristek dan Dikti akan dilakukan pada akhir Agustus. Hal itu, sekaligus juga mengusulkan nama rektor terpilih kepada Kementerian Ristek dan Dikti.

Pada November, rektor terpilih akan dilantik dan mulai bekerja hingga 2019.

"Tujuan merilis jadwal pemilihan rektor ini untuk memberikan kesan adanya transparansi informasi kepada masyarakat," ucapnya.

Salah seorang alumni Pascasarjana Unand Satria berharap pemilihan rektor tidak mengakibatkan "perang saudara".

"Maksudnya terjadi ketidakharmonisan antara satu calon dari fakultas A dengan fakultas B, yang berdampak buruk hubungan antardosen di Unand," ucapnya. (*)