Jepang Siap Pertahankan Gelar Juara Piala Dunia Wanita

id Jepang, Juara, Piala, Dunia, Wanita

Jepang Siap Pertahankan Gelar Juara Piala Dunia Wanita

Logo Piala Dunia Wanita 2015. (FIFA)

Vancouver, (AntaraSumbar) - Jepang berharap pertandingan final melawan Amerika Serikat adalah komitmen penuh mereka untuk membalas dendam sebagai unggulan Asia yang akan mempertahankan gelar juara Piala Dunia Wanita.

Pertandingan final yang akan berlangsung hari Minggu waktu setempat itu akan menjadi kali ketiga bagi kedua tim berlaga di final kejuaraan besar.

Dijuluki the Nadeshiko yang berarti bunga merah muda simbol karunia dan kecantikan, Jepang memenangkan Piala Dunia Wanita 2011 dengan cukup dramatis di Frankfurt, Jerman.

Amerika Serikat sebagai juara Piala Dunia Putri 1991 dan 1999, dua kali melepaskan satu gol pimpinan sebelum akhirnya menyerah dalam adu penalti.

Namun, AS merampas emas Olimpiade dari Jepang di London, 2012.

Kedua tim tersebut memiliki pemain yang sama-sama kuat dalam final tahun 2011, termasuk empat pemain pencetak gol.

Alex Morgan dan Abby Wambach mencetak gol untuk AS, sedangkan Homare Sawa dan Aya Miyama menyumbang gol untuk Jepang.

Sudah pada Tempatnya





Carli Lloyd, salah satu dari tiga pemain AS yang melewatkan tendangan penaltinya pada final 2011, justru mencetak dua gol kemenangan Amerika di final Olimpiade 2012.

"Saya ingin memberikan seluruh daya upaya saya untuk pertandingan ini," ujar pesepakbola putri yang mulai bersinar di Kanada dengan mencetak skor 2-0 dalam semifinal melawan unggulan pertama dunia Jerman.

Baginya, kemenangan AS pada final Piala Dunia Wanita kali ini sudah pada jalurnya mengingat dirinya dengan seluruh tim telah berjuang dengan keyakinan penuh. Keyakinan timnya untuk memenangkan pertandingan mendatang tumbuh setelah mengalahkan China dan Jerman.

"Kami tahu apa yang dipertaruhkan dan akan bermain sebaik mungkin. Kami harus mampu menghadapi badai karena kami punya kaki-kaki yang kuat dan fisik yang sehat," kata Lloyd.

Tim AS juga bisa dikatakan favorit para penonton dengan lebih dari 53 ribu pengunjung duduk di sisi AS dalam pertandingan di BC Place Stadium, Vancouver, Kanada.

"Kami merasa seperti bermain di AS," ujar Lloyd.

Jepang sejauh ini memenangkan seluruh pertandingan di Kanada dengan selisih satu gol dari tim lawan, sedangkan AS harus menerima hasil seri 0-0 dalam pertandingan di Grup D melawan Swedia.

Namun AS mendapatkan momentumnya saat menang atas China dengan skor 1-0 dan Jerman 2-0, dalam dua pertandingan terakhir sementara Jepang mengalahkan Inggris 2-1 berkat gol bunuh diri dari pemain belakang Inggris, Laura Bassett di semifinal.

Selain kesamaan mereka, kedua tim juga berharap melihat perkembangan yang akan dibuat satu sama lain.

"Mereka tidak cukup mengejutkan," ujar pemain AS, Megan Rapinoe.

Menurut dia, dalam pertandingan terakhir dia menyadari bahwa permainan Jepang sedikit lebih baik, begitu pun dengan AS.

"Yang jelas permainan mereka sangat berbeda dengan final 2011," tuturnya.

Sementara itu, pemain bertahan AS Becky Sauerbrunn memandang kesempatan ketiga kalinya melawan Jepang dalam final turnamen besar merupakan bukti pencapaian yang bagus.

"Permainan kami berkembang baik dan kami yakin akan menang. Kami punya banyak senjata untuk memenangkan pertandingan ini," katanya.

Sauerbrunn mengatakan bahwa permainan Jepang sangat metodis dan teknis sedangkan gaya permainan AS lebih condong pada individualisme para pemainnya.

"Kami telah bertanding dengan mereka sejak 2011 dan kami menyadari permainan mereka berkembang baik," tuturnya.

Di sisi lain, pemain bertahan Jepang, Saki Kumagai mengatakan bahwa balas dendam hanya salah satu faktor untuk memenangkan pertandingan, yang lebih penting adalah perannya sebagai unggulan keempat dunia akan mampu menaikkan ranking timnya di atas nomor dua dunia.

"Ini jelas pertandingan balas dendam bagi kedua pihak karena empat tahun lalu kami memenangkan final di Jerman namun dua tahun lalu kami kalah dalam Olimpiade," tuturnya.

Ia meyakinkan bahwa timnya ingin menghadapi AS dengan perasaan yang baik, tetapi semangat balas dendam tetap tidak bisa dipungkiri.

"Yang terpenting kami tidak kemasukan gol di pertengahan babak pertama. Itu kuncinya," Kumagai menegaskan.

Kunci lain, katanya, adalah kewaspadaan pada Abby Wambach.

"Abby sangat tinggi dan kuat, kami harus waspada bahwa dia akan berperan penting dalam pertandingan. Kami sebagai tim harus bermain dengan agresif sejak awal pertandingan," ujarnya.

AS akan membuktikan dirinya sebagai pemegang tiga kali gelar juara untuk pertama kalinya, sedangkan Jepang ingin mengikuti jejak Jerman yang menjadi juara berturut-turut pada 2003 dan 2007.

Kumagai yakin Jepang mampu meraih gelar tersebut.

"Dibandingkan empat atau dua tahun lalu, anggota tim kami semakin bertambah. Pertandingan final ini akan menjadi bukti dimana kami tumbuh dan mengembangkan kemampuan kami," kata Kumagai. (*)