Legislator: Pemkot Sawahlunto Serius Tangani PT LBS

id Aset, PT LBS, Sawahlunto

Sawahlunto, (AntaraSumbar) - Ketua Komisi II DPRD Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Bakri SP meminta pihak pemerintah kota setempat agar serius dalam menangani permasalahan aset PT Lembu Betina Subur (LBS).

"Penyertaan modal pemerintah sudah cukup banyak dikucurkan bagi perusahaan tersebut, sampai tahun anggaran 2014 silam tercatat jumlah total modal yang diberikan sudah mencapai enam miliar rupiah lebih," katanya di Sawahlunto, Selasa.

Sementara, lanjutnya, berdasarkan pengamatan pihaknya perusahaan tersebut terus mengalami kerugian dan aset berupa kandang dan puluhan ekor sapi terlihat tidak terurus seperti layaknya sebuah peternakan.

Kondisi tersebut sangat bertolak belakang dengan kesepakatan antara pemerintah daerah dengan pihak DPRD Kota Sawahlunto, yakni berkomitmen untuk menjadikan perusahaan tersebut sebagai salah satu penyumbang PAD kota itu.

"Melihat kondisi saat ini, bisa dikatakan perusahaan tersebut nyaris tidak bisa memberikan keuntungan apa-apa bagi daerah ini," ujarnya.

Menurutnya, ia bersama jajaran Komisi II berencana untuk mengecek dan menghitung seluruh aset yang dimiliki perusahaan tersebut dalam waktu dekat ini.

"Hasilnya akan dijadikan dasar dalam melahirkan rekomendasi kepada pihak terkait untuk dituangkan dalam program kerja berikutnya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian di Sekretariat Daerah setempat, Adri Yusman, selaku pihak pengelola sementara mengatakan pihaknya bersama pihak terkait lainnya sudah mengambil alih manajemen PT LBS sejak Januari 2015.

Menurutnya, pada saat diambil alih kondisi aset dan finansial perusahaan tersebut diakui dalam keadaan tidak sehat. Salah satunya terlihat pada kondisi kandang yang tidak terurus dan pagar mengalami kerusakan di beberapa titik.

"Padahal di tahun 2013, pihak pemerintah kota kembali menambah penyertaan modal sekitar Rp1 miliar lagi melalui dana APBD, yang peruntukkannya untuk memperbaiki fasilitas kandang dan biaya operasional sapi-sapi yang ada," jelasnya.

Namun pada kenyataannya, sebut dia, pada saat diambil alih kondisi sapi-sapi itu banyak yang sakit dan tidak terlihat tanda-tanda fasilitas kandang sudah diperbaiki oleh pihak pengelola sebelumnya.

Kondisi tersebut, lanjutnya, semakin diperparah dengan keadaan finansial perusahaan yang dalam posisi kas kosong. Sehingga mengharuskan pihaknya mengupayakan dana operasional perawatan kandang dan ternak secara mandiri, dengan memanfaatkan hasil penjualan kotoran sapi yang sudah dijadikan pupuk kandang sambil membenahi manajemen dan mencari penyertaan modal dari pihak lain.

Ia mengatakan, terkait penggunaan dana kucuran sebesar satu miliar tersebut, saat ini sudah ditangani pihak Inspektorat dan Kejaksaan Negeri Kota Sawahlunto.

"Para pihak terkait sudah dipanggil sebelumnya dan dijadwalkan pada Rabu (8/7), akan kembali dipanggil pihak penyidik kejaksaan untuk memberikan keterangan," kata dia.

Meskipun sempat menjadi percontohan pada masa awal pembentukannya di tahun 2006, PT LBS yang dibentuk sebagai BUMD bidang peternakan sapi terus menunjukkan pencapaian yang tidak memuaskan.

Beberapa pihak menilai, tergerusnya keuangan perusahaan tersebut akibat adanya kesalahan manajemen yang berpotensi menimbulkan kerugian terhadap keuangan dan perekonomian negara.

Meskipun sudah ditangani pihak penyidik dari kejaksaan negeri setempat, diperkirakan prosesnya akan lamban karena disinyalir permasalahan tersebut juga melibatkan sederet nama-nama besar di kota itu. (cpw7)