Padang, (Antara) - Peneliti reptilia dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Fachrul Reza, MSi menyebutkan Sumbar memiliki tiga jenis hewan ular yang endemik atau hanya berhabitat pada daerah tersebut.
"Ketiga jenis ular tersebut yakni Trimeresurus barati atau ular viper hijau, kemudian Pseudorabdion eiselti (ular kawat) dan Ophistotropis rugosus (ular air), kesemuanya hanya ditemukan di Sumbar," kata dia di Padang, Kamis.
Dia menyebutkan habitat Trimeresurus terdapat di daerah tinggi Bukit Barisan Sumbar terutama pada daerah lembab dengan curah hujan yang tinggi serta bersuhu dingin.
Bila dijabarkan ular tersebut di daerah Sumbar terdapat pada wilayah Alahan Panjang, Padang Panjang dan Malalak.
Kemudian jenis Ophistotropis rugosus berhabitat di dataran menengah terutama pada sungai kecil berair dangkal dan jernih dengan suhu sejuk.
Ular tersebut katanya, saat ini termasuk langka karena jarang ditemukan seperti jenis lainnya.
Ular ini pertama kali ditemukan oleh peneliti asal Belanda pada 1917 lalu, kemudian peneliti dari LIPI menemukan tiga ekor pada beberapa tahun ke belakang di Kayu Tanam.
Terakhir peneliti dari Biologi Universitas Andalas menemukannya beberapa ekor di Hutan Bukit Barisan dan Lubuk Minturun.
"Meski ada kemungkinan memiliki kemiripan dengan jenis di tempat lain namun secara karakteristik tentunya berbeda," ujar Fachrul.
Lebih lanjut katanya, jenis Pseudorabdion eiselti hanya terdapat di Sumbar.
Bila diteliti jenis ini banyak ditemukan di wilayah Sumbar namun sulit ditemukan di daerah lain.
Terakhir ular tersebut ditemukan oleh mahasiswa Biologi pada tahun 2007 di Lembah Harau 50 Kota.
Meskipun begitu hingga saat ini diprediksi ular tersebut masih banyak berkeliaran di daerah Bukit Barisan, ucapnya.
"Jumlah Ular endemik tersebut belum keseluruhan yang ada di Sumbar, ada kemungkinan pada penelitian lainnya juga ditemukan jenis yang berbeda," tambahnya.
Walaupun begitu dia berharap informasi ini dapat menambah khasanah pengetahuan masyarakat tentang jenis hewan melata tersebut.
Sementara itu perwakilan dari BKSDA Sumbar Budi Novela mengatakan bahwa Ular merupakan jenis hewan terestrial yang sangat besar jangkauan daerahnya.
Bila hewan tersebut endemik ada kemungkinan terjadi kecocokan pada kondisi lingkungan sekitarnya tersebut, ucapnya. (*)
Berita Terkait
DKP Sumbar awasi penangkapan ikan endemik Danau Singkarak
Selasa, 20 Februari 2024 13:44 Wib
Ikan rinuak jadi langka di Danau Maninjau Agam akibat air tercemar
Selasa, 4 April 2023 9:44 Wib
PLTMH Dempo ancam keberadaan ikan endemik Pelangai
Senin, 9 Januari 2023 14:43 Wib
Menjaga keberadaan selusur Maninjau, ikan danau yang dilindungi
Senin, 27 Juni 2022 6:17 Wib
Dua kawasan di Danau Maninjau dijadikan lokasi konservasi ikan endemik
Sabtu, 14 Mei 2022 16:08 Wib
Gubernur Sumbar apresiasi pelestarian ikan endemik Danau Singkarak
Senin, 21 Maret 2022 21:19 Wib
Ini empat tanaman endemik Indonesia
Minggu, 13 Maret 2022 13:36 Wib
Selain restoking ikan endemik di Agam, ke sini legialator Sumbar alokasikan dana Pokir
Kamis, 14 Oktober 2021 17:01 Wib