BMKG: Kekeringan 2015 karena Elnino harus Diantisipasi

id BMKG, kekeringan, karena, elnino

Jakarta, (AntaraSumbar) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Andi Eka Sakya mengatakan fenomena elnino pada akhir 2015 memicu kekeringan di sebagian wilayah Indonesia sehingga harus diantisipasi dengan seksama terutama oleh pemerintah.

"Elnino ini kendati memberi dampak kekeringan tapi ada juga positifnya. Dengan begitu, harus diantisipasi oleh sejumlah pemangku kepentingan," kata Andi seusai jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis.

Andi mengatakan dampak kekeringan itu diperkirakan akan terjadi di daerah-daerah Indonesia yang terletak di selatan katulistiwa, seperti sebagian Sumatera, Pulau Jawa, sebagian Kalimantan, Pulau Bali, NTT, sebagian Papua dan wilayah-wilayah lainnya.

Kekeringan ini, kata dia, harus diantisipasi oleh sektor pertanian dan kehutanan karena elnino membuat uap air di sebagian kawasan Indonesia relatif sedikit. Dampaknya, curah hujan menjadi sedikit dan membuat cadangan air berkurang dan memicu kekerigan.

Kendati demikian, ada faktor positif dari terjadinya elnino ini, seperti memicu semakin banyaknya klorofil di lautan karena area perairan akan mengalami pendinginan suhu.

Kondisi lautan seperti itu, kata Andi, membuat cadangan makanan untuk laut menjadi berlimpah sehingga panen perikanan akan meningat signifikan.

Lewat fenomena elnino ini, kata dia, potensi melimpahnya panen garam akan terjadi.

"Dengan kondisi ini, harus diantisipasi dengan penambahan 'cold storage' untuk penyimpanan hasil laut," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Andi mengklarifikasi anggapan umum jika elnino bukanlah fenomena gelombang panas.

Elnino, kata dia, adalah gejala penyimpangan kondisi meningkatnya suhu permukaan laut yang signifikan di area Samudera Pasifik sekitar katulistiwa khususnya bagian timur dan tengah serta berdampak pada pengurangan jumlah curah hujan secara drastis di Indonesia. (*)