Empat Finalis "Gadih Minang" Terpilih Menjadi Juara

id gadis minang

Padang, (Antara) - Empat dari 11 finalis "Gadih Minang" yang diadakan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) terpilih menjadi juara satu hingga tiga, serta satu orang juara favorit.

"Semua finalis bagus-bagus dan memiliki bakat, hanya saja mereka berempat lebih bagus dari yang lainnya," kata Ketua Bundo Kanduang Sumbar, Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib, saat menjadi juri dalam pemilihan tersebut, Kamis (31/7) malam.

Melisa Ariska Adha finalis dari Bukittinggi terpilih menjadi juara pertama, juara kedua dimenangkan oleh Hindun Mila Hudzaifah, selanjutnya juara tiga ditempati oleh Wahyuni Nursyahri dari Pariaman dan juara favorit jatuh pada Memory Hidayat dari Padang.

Puti mengatakan, kriteria penilaian adalah sosok dari seorang perempuan atau "Gadih Minang", sehingga ia bisa menjadi tauladan atau contoh bagi perempuan-perempuan Minang yang lain.

"Sosok tersebut dilihat dari talenta, tingkah laku, penampilan, tata krama maupun persahabatan dan lain sebagainya," katanya.

Dia menilai, penampilan bakat dari para finalis semuanya bagus, hanya saja ada beberapa finalis yang menampilkan bakat yang unik.

Melisa yang menjadi juara satu menampilkan bakat sebagai sosok "bundo kanduang", Hindun menampilkan puisi dan Wahyuni pidato.

Kepala RRI Padang, Mirza Musa, menjelaskan bahwa ini merupakan ke tiga kalinya RRI mengadakan pemilihan "Gadih Minang" ini dan rencananya akan mengadakannya setiap tahun.

"Kami pertama kali mengadakan acara ini pada tahun 2012, tetapi pada tahun 2014 kami tidak mengadakannya dan pada tahun 2015 kembali diadakan," katanya.

Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini putri-purti Minang bisa melestarikan dan membudayakan pakaian maupun adat yang ada di Sumatera Barat.

Nevi Irwan Prayitno (istri Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno) melalui Harneli Bahar (istri Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansyarullah) dalam sambutannya pada acara tersebut mengatakan, bahwa siapapun pemenang itu akan memperlihatkan bagaimana gadis Minang tersebut bisa menjadi contoh nanti di daerahnya.

Menurutnya, dengan acara seperti ini akan bisa mengangkat tradisi-tradisi adat di Minang, yaitu "adat basandi syarak syarak basandi kitabullah".

"Meskipun kita berada di zaman modernisasi dan sudah banyak generasi muda yang mencontoh hal yang kurang baik, tetapi semoga dengan acara seperti ini bisa mengembalikan seperti dulu," paparnya.

Dia menyebutkan, peran RRI sangat besar dalam mempertahankan dan mengembalikan adat dan budaya dari "gadih Minang" itu sendiri.

"Harapan kita, semoga perempuan-perempuan di Minang bisa mengetahui banyak hal mengenai 'Gadih Minang'," katanya. (cpw9)