90 Hektare Perkebunan Rakyat Terbakar di Solok Selatan

id kebakaran, perkebunan, rakyat

Padang Aro, (AntaraSumbar) - Camat Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan, Muslim mengatakan 90 hektare kebun sawit dan karet masyarakat terbakar saat kemarau yang melanda daerah itu tiga bulan lalu.

"Penyebab kebakaran hingga saat ini masih belum diketahui tetapi masyarakat sangat merugi atas kebakaran kebun mereka," katanya di Padang Aro, Senin.

Ia mengatakan, berdasarkan laporan yang masuk ke kecamatan sebaran kebun rakyat yang terbakar yaitu di Nagari Talunan Maju 25 Hektare, Sungai Kunyit 26,5 hektare, Sungai Kunyit Barat 30 hektare serta Talao sekitar 10 hektare.

Setiap hektare kebun warga, katanya, bisa menghasilkan Rp100 juta dalam satu tahun jika sudah panen.

"Dengan banyaknya kebun warga yang terbakar tentu saja membuat kerugian yang cukup banyak," jelasnya.

Tokoh Masyarakat Sungai Kunyit Tantua Rajo Sailan mengatakan beberapa minggu terakhir memang banyak kebakaran kebun warga yang membuat kerugian cukup banyak.

"Kebun sawit saya juga ikut terbakar dan kebanyakan pemadaman api dilakukan oleh warga secara bersama-sama," katanya.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solok Selatan Abu Suib mengimbau warga supaya tidak membuka lahan dengan cara membakar.

"Selain menimbulkan kabut asap membakar lahan juga bisa meluas ke kebun warga lainnya," katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan menyatakan, sebanyak empat titik api terpantau di wilayah perkebunan kelapa sawit daerah itu dengan potensi meluas.

"Berdasarkan hasil pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ada empat titik api di Solok Selatan yang cukup besar dan semuanya berada di lokasi perkebunan kelapa sawit," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Solok Selatan Dalwison.

Sedangkan untuk titik api yang berskala kecil, cukup banyak termasuk pembakaran sampah rumah tangga.

Pihaknya sudah memberikan surat edaran kepada walinagari supaya sampah rumah tangga tidak dibakar untuk mengurangi asap yang beredar di udara bebas. (*)