Penderita Kaki Gajah di Sumbar 298 Orang

id penderita, kaki gajah

Padang, (AntaraSumbar) - Dinas Kesehatan Sumatera Barat mencatat sebanyak 298 warga di provinsi itu menderita penyakit kaki gajah (filariasis).

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Sumbar Irene di Padang, Kamis, mengatakan pada Oktober 2015 bertepatan dengan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkalga) akan dilanjutkan pemberian obat massal pencegahan (POMP) filariasis selama lima tahun berturut-turut.

Ia mengatakan POMP akan dilakukan di sepuluh kabupaten dan kota di Sumbar yang termasuk sebagai daerah endemis filariasis dengan pemberian obat di antaranya DEC, Albendazole dan Paracetamol.

Sepuluh daerah itu di antaranya Kabupaten Limapuluh Kota, Sijunjung, Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan, Pasaman Barat, Kota Sawahlunto, Bukittinggi dan Padang.

"Filariasis disebabkan oleh cacing filaria dan dapat menular melalui nyamuk sehingga pemberian POMP ini merupakan langkah paling baik untuk menghentikan penularan penyakit itu," kata dia.

Orang yang menderita filariasis akan merasakan gejala demam berulang-ulang selama berminggu-minggu, demam kadang hilang namun dapat timbul kembali tanpa tahu penyebab pasti.

Selain itu, gejala klinis terjadi berupa pembengkakan pada kelenjar limfe disertai kemerahan pada bagian lipatan paha, ketiak, payudara, terasa panas serta menimbulkan rasa sakit dan bagi warga yang merasakan gejala ini sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter.

Ia menyebutkan, setelah dilakukan POMP selama lima tahun berturut-turut, maka langkah selanjutnya akan dilakukan Transmission Assesment Survei (TAS) tahap awal untuk menentukan langkah pemberian POMP lanjutan.

"Kalau satu kabupaten/kota lolos pada TAS tahap pertama, maka pengobatan akan dihentikan di daerah itu untuk kemudian dilakukan TAS tahap kedua selang dua tahun berikutnya," kata dia.

Walaupun tidak lolos TAS tahap satu, pemberian POMP akan terus dilakukan selama dua tahun berikutnya secara rutin.

"Sebenarnya untuk mencapai tahap eliminasi, diperlukan kelulusan TAS sebanyak dua tahap di kabupaten/kota daerah endemis," kata dia.

Sejauh ini hanya Kabupaten Limapuluh Kota yang lulus TAS tahap satu dan dua, sehingga dapat masuk dalam persiapan eliminasi, ujarnya.

Sedangkan Kabupaten Sijunjung, Padang Pariaman dan Kota Sawahlunto memasuki tahun ketiga pengobatan karena belum lulus TAS pertama.

Selain itu, Kabupaten Agam, Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Kota Bukittinggi tidak lolos TAS tahap satu dan akan dievaluasi lagi setelah dilakukan POMP sebanyak dua putaran lagi.

"Kota Padang juga tidak lulus TAS tahap satu sehingga akan dievaluasi setelah dilakukan POMP sebanyak satu putaran lagi," kata dia.

Dinkes akan melakukan pemberian obat pada seluruh masyarakat yang menjadi sasaran kecuali yang masuk daftar tunda.

"Ada beberapa golongan masyarakat yang ditunda pemberian obat di antaranya anak-anak berusia kurang dua tahun, penduduk berusia lebih dari 70 tahun, ibu hamil, penderita gagal ginjal, epilepsi, anak-anak berusia lebih dari enam tahun tapi sering kejang, penderita sakit berat dan filariasis akut," kata dia.

Salah seorang warga Padang Neli (42) mengatakan, adanya pemberian obat untuk pencegahan kaki gajah ini membuatnya merasa lebih nyaman sebagai tahap dini agar tidak ikut terjangkit.

"Warga yang terserang kaki gajah sudah banyak dan pengetahuan kami cukup minim tentang ini sehingga pemberian obat sebagai pencegahannya secara rutin dan berkala ini akan sangat membantu," kata dia. (cpw15)