BI Khawatirkan Tenaga Kerja Sumbar Kalah Bersaing

id BI

Padang, (Antara) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat, mengkhawatirkan para tenaga kerja di provinsi itu kalah bersaing dengan para pekerja asing dalam menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA) 2016.

"Ini mengingat mayoritas tenaga kerja di daerah ini hanya lulusan Sekolah Dasar (SD)," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Sumbar, Puji Atmoko dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KER) Triwulan II di Padang, Rabu.

Ia mengatakan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan diploma dan strata satu (S1) hanya mencapai 13,3 persen, dan komposisi ketenagakerjaan tersebut relatif tidak berubah dari tahun ke tahun.

"Dengan tingkat pendidikan yang rendah mereka tidak akan mampu bersaing ketika Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai berjalan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumbar, Muzakir Aziz juga mengakui rapuhnya kualitas tenaga kerja di daerah ini.

Menurutnya untuk memperkuat daya saing tenaga kerja diperlukan penguatan berbagai lembaga pelatihan, sehingga bisa memiliki kemampuan yang sejalan dengan dunia usaha.

Kemudian meningkatkan jumlah tenaga kerja yang tersertifikasi sesuai dengan profesi dan bidang kerjanya masing-masing.

"Kalau ijazah saya rasa tidak terlalu jadi masalah. Yang paling penting itu adalah kemampuan bekerjanya," katanya.

Namun hingga kini pemerintah daerah terlihat belum serius dalam memperkuat lembaga ketenagakerjaan, juga sertifikasi profesi.

Saat ini lanjutnya masih sedikit tenaga kerja di Sumbar yang tersertifikasi. Sebagian besarnya masih berada di sektor pariwisata.

"Padahal Sumbar telah memliki lembaga sertifikasi profesi. Bahkan pemerintah daerah belum mengusulkan anggaran pembentukannya kepada DPRD setempat," kata Muzakir. (*)