Sawahlunto, (AntaraSumbar) - Kenaikan persentase jumlah pasien penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di seluruh puskesmas Kota Sawahlunto belum menunjukan kenaikan yang signifikan, kata pejabat Dinas Kesehatan setempat.
"Angka tersebut didasarkan pada laporan harian yang diberikan oleh seluruh Puskesmas yang ada di kota ini, sejak sebulan terakhir," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Sawahlunto, dr. Umi Kalsum di Sawahlunto, Rabu.
Menurutnya, dari laporan tersebut tergambar bahwa tingkat kenaikan penderita ISPA di masing-masing puskesmas berfluktuasi antara 10 hingga 11 pasien namun tidak jauh berubah dari waktu sebelumnya.
Untuk keluhan lain, lanjutnya, yang mulai terlihat saat ini adalah iritasi mata dan sakit kepala yang kemungkinan terjadi akibat kurangnya kadar oksigen yang masuk kedalam tubuh.
"Keluhan semacam ini banyak ditemui dimasyarakat, dan kami berusaha sebisa mungkin untuk memberikan penanganan yang mereka butuhkan," ujarnya.
Terkait dengan kondisi indeks standar polusi udara di Sawahlunto yang telah mencapai kategori berbahaya, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih menjaga stamina tubuh dan kesehatan lingkungan.
"Mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker merupakan langkah untuk menghalangi masuknya partikel asap kedalam paru-paru kita," katanya.
Selain itu, katanya menambahkan, juga harus banyak mengkonsumsi air putih, buah dan sayuran untuk meningkatkan stamina disamping mengkonsumsi vitamin yang juga dibutuhkan oleh tubuh.
Sementara itu, jajaran Polres Kota Sawahlunto melalui Satuan Binmas Polres setempat juga sudah memulai melaksanakan himbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktifitas pembakaran di seluruh wilayah Kota Sawahlunto.
"Kami sudah mengarahkan kepada seluruh anggota Bhabinkamtibmas untuk segera menyosialisasikan hal itu sejak Rabu (7/10), dalam kegiatan sambang kerumah-rumah warga," kata Kasat Binmas Polres Sawahlunto, AKP Abdurokhman.
Menurutnya, sesuai arahan dari Kapolres Sawahlunto, AKBP Djoko Ananto SIK, dalam penanganan dampak bencana asap tersebut seyogyanya harus melibatkan koordinasi semua pihak, sehingga risiko yang diyakini bisa timbul dapat ditekan sekecil mungkin.
Salah satunya, jelas dia, dengan menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian lingkungannya, disamping berperan aktif dalam mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing.
"Tetap tenang dan ikuti seluruh anjuran pemerintah, sehingga potensi risiko akibat terjadinya bencana kabut asap ini bisa diatasi secara bersama," kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Sawahlunto meliburkan siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD) mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, sekaitan dengan semakin memburuknya kualitas udara akibat kabut asap yang mengepung kota itu, Rabu.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto, Marwan mengatakan bahwa kebijakan tersebut merupakan hasil dari rapat konsultasi seluruh pimpinan daerah yang akan diberlakukan mulai Rabu (7/10) hingga Sabtu (10/10) mendatang.
"Hal itu merupakan tindak lanjut atas hasil pemantauan kualitas udara ambient oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Sawahlunto yang menyatakan bahwa indeks standar polusi udara (ISPU) di kota ini telah mencapai kategori berbahaya berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal Nomor 107 tahun 1997,"kata dia. (cpw7)
Berita Terkait
Sawahlunto bergerak persiapkan diri jadi tuan rumah simposium internasional
Minggu, 21 April 2024 11:47 Wib
Sawahlunto raih prestasi pembangunan, penurunan kemiskinan ekstrem dan stunting
Kamis, 18 April 2024 11:53 Wib
Polri ekshumasi korban dugaan pembunuhan oleh oknum TNI di Sawahlunto
Rabu, 17 April 2024 14:06 Wib
Polres Sawahlunto sediakan layanan penitipan kendaraan gratis
Selasa, 9 April 2024 15:32 Wib
Lantamal: Tidak ada keterlibatan prajurit lain dalam kasus Serda Adan
Rabu, 3 April 2024 12:58 Wib
Pemkot Sawahlunto siapkan bantuan untuk petani terdampak banjir
Rabu, 6 Maret 2024 20:24 Wib
Pembibitan rotan manau di Sawahlunto
Senin, 4 Maret 2024 15:37 Wib
Produksi kerajinan batu bara Sawahlunto
Senin, 4 Maret 2024 15:34 Wib