Padang, (AntaraSumbar) - Masyarakat Minangkabau, baik di ranah maupun di rantau, hendaknya kembali menyemarakan penggunaan bahasa daerah sebagai jati diri, kata Penasihat Sosio-Budaya Kerajaan Malaysia Tan Sri Dato' Seri Utama Kerajaan Malaysia.
"Ini untuk menjaga kelestarian bahasa Minang sebagai bahasa Ibu tidak hilang seperti banyak bahasa Ibu lainnya di Indoneisia," dalam sambutannya ketika peluncuran Kamus Baso Minang di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) di Padang Panjang, Kamis.
Acara dihadiri Ketua Perwatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumbar H. Basril Basyar, mantan Bupati Tanah Datar, Sadiq Pasadigoe dan sejumlah undangan lainnya dari Malaysia.
Selain peluncuran buku, juga memberikan anugerah "Media Penjaga Bahasa Minang" Penghargaan diberikan pada Herman Nasir (Pimpinan Umum Harian Metro Andalas), Eko Yance Edrie (Pimpinan Redaksi Harian Metro Andalas), Alwi Karmena (Redaktur Senior Harian Metro Andalas).
Kemudian, Sawir Pribadi (Redaktur Pelaksana Harian Umum Singgalang), Ampera Salim (Kontributor Harian Pagi Padang Ekspres), Heranof (Direktur Pemberitaan RRI Padang) dan Humas ISI.
Menurutnya, kehadiran Kamus Baso Minang tentunya mampu membangkitkan rasa kedaerahan Suku Minangkabau sebagai salahsatu entitas dari kemajemukan suku di Indonesia.
"Diranangi lauik Malako, dipanjek gunuang marapi, memang dicari barang pusako, bia taubek luko dalam hati'. Bahasa itu adalah salah satu pusaka orang Minang. Makanya harus digali terus," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Rektor ISI Novesar Jamarun menyampaikan saat ini bahasa Minang sudah mulai memudar dalam budaya lisan masyarakat, apalagi di bagi generasi muda.
Karenannya, pemerintah daerah harus membuat sebuah aturan hari berbahasa Minang di lingkungan kerjanya.
"Kami dari perguruan tinggi terus, apalagi ISI sebagai sekolah seni dan budaya senantiasa mendukungnya," ucap Novesar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Pendidikan dan Budaya Sumatera Barat (Sumbar), Syamsulrizal menyebutkan Kamus Baso Minang dapat dijadikan sebagai referensi.
"Kamus tersebut merupakan jalan ilmu yang hanya diisi orang-orang berilmu," sebutnya.
Mudah-mudahan dengan lahirnya Kamus Baso Minang dapat menambah nilai-nilai budaya di tengah masyarakat Minang saat ini, katanya.
"Kami memberikan apresiasi dan ucapan selamat bagi semua pihak yang telah menggagas kelahiran Kamus Baso Minang sebagai salahsatu pedoman bagi budaya literasi dan lisan Minangkabau ke depannya," katanya. (cpw19)
Berita Terkait
Dosen FK Unbrah : Kejadian TB Paru di etnis Minangkabau Tidak Dipengaruhi Pewarisan Genetik
Senin, 18 Maret 2024 12:19 Wib
Pemkot Pariaman lestarikan budaya Minangkabau melalui kurikulum BSM
Sabtu, 24 Februari 2024 15:53 Wib
Minangkabau akankah hilang ditelan masa?
Jumat, 23 Februari 2024 14:23 Wib
Disdikpora Solok luncurkan buku ajar budaya alam Minangkabau
Rabu, 31 Januari 2024 14:27 Wib
Tradisi batagak pangulu di Minangkabau
Senin, 29 Januari 2024 16:22 Wib
Anies Baswedan: Masyarakat Minang konsisten usung gagasan perubahan
Kamis, 25 Januari 2024 15:35 Wib
BMKG pantau sebaran abu vulkanik Marapi yang berpotensi ke arah BIM
Kamis, 18 Januari 2024 14:55 Wib
BMKG: Angin Monsun Asia pengaruhi intensitas hujan di Sumbar
Rabu, 17 Januari 2024 14:01 Wib