Lubuk Basung, (Antara) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memperoleh bantuan dana sebesar Rp648 juta untuk mengembangkan tanaman padi System of Rice Intensification (SRI) pada 2015.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Agam, Afdhal di Lubuk Basung, Jumat, mengatakan dana sebesar Rp648 juta ini berasal dari bantuan sosial Kementerian Pertanian.
"Dana ini akan digunakan untuk pengembangan padi dengan metode SRI di lima dari 16 kecamatan di Kabupaten Agam," kata Afdhal.
Ke lima kecamatan itu yakni Kecamatan Tanjung Raya seluas 60 hektare untuk Nagari Duo Koto sebanyak 20 hektare, Nagari Koto Gadang sebanyak 20 hektare, Nagari Bayua sebanyak 20 hektare.
Sementara di Kecamatan Tanjung Mutiara sebanyak 60 hektare untuk Nagari Tiku Utara sebanyak 40 hektare, Nagari Tiku Selatan sebanyak 20 hektare. Kecamatan Kamang Magek seluas 100 hektar untuk Nagari Kamang Hilia sebanyak 20 hektare, Nagari Magek sebanyak 20 hektare, Nagari Kamang Mudik sebanyak 60 hektare.
Lalu, Kecamatan Palupuh seluas 20 hektare untuk Nagari Pasi Laweh dan Kecamatan Canduang seluas 40 hektare untuk Nagari Canduang Koto Laweh.
"Program ini dilakukan oleh 15 kelompok tani di kecamatan itu dan saat ini barus teralisasi sebanyak 58 hektare. Sisanya akan dilakukan pada Oktober 2015 dan kita berharap tercapai pada akhir 2015," katanya.
Tambahnya, penanaman padi metode SRI merupakan teknik budi daya padi yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara.
Metode ini memiliki beberapa keunggulan seperti, biayanya lebih hemat karena penggunaan benih yang lebih sedikit dari biasanya dan ramah lingkungan.
Penanaman padi metode SRI ini bertujuan mencapai swasembada pangan, agar para petani bisa memproduksi padi dengan kapasitas yang besar, serta didukung dengan kualitas yang baik.
"Ini merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Agam dan Sumatera Barat," katanya
Dengan cara ini, maka pihaknya berharap target swasembada pangan di Agam dapat tercapai pada 2017.
Pada 2015, kata Afdhal, pihaknya menargetkan produksi gabah kering giling sekitar 342.997 ton dari luas panen sekitar 59.060 hektare.
Ia mengatakan setiap tahun gabah kering giling di Agam mengalami peningkatan. Pada 2011, produksi gabah kering giling sebanyak 298.223 ton dengan luas panen 55.677 hektare, pada 2012 sebanyak 310.020 ton dengan luas panen sebanyak 56.989 hektare.
Pada 2013 sebanyak 321.445 ton dengan luas panen sebanyak 57.893 hektare dan pada 2014 sebanyak 331.904 ton dengan luas panen sebanyak 58.473 hektare.
"Peningkatan ini terjadi sebesar 0,8 persen sampai 3,55 persen setiap tahunnya. Ini berkat dilakukan sekolah lapang pengelola tanaman terpadu (SLPTT), peningkatan indeks pertanahan, dan lainnya," tegasnya. (*)
Berita Terkait
Distan Agam: 38,50 hektare padi rusak dampak banjir lahar dingin
Minggu, 7 April 2024 14:44 Wib
Perantau Agam kembangkan padi organik diatas lahan tiga hektare
Minggu, 31 Maret 2024 16:34 Wib
Pemkab Solok lakukan penambahan area tanam padi melalui pompanisasi
Minggu, 31 Maret 2024 13:08 Wib
Program bajak sawah gratis Tanah Datar sasar 4.400 hektare pada 2024
Selasa, 27 Februari 2024 10:35 Wib
Kota Solok sediakan 400 kg benih pokok padi varietas 'anak daro'
Jumat, 23 Februari 2024 16:26 Wib
Pemkab Pasaman Barat targetkan 109.842 ton padi selama 2024
Kamis, 22 Februari 2024 14:45 Wib
Realisasi produksi padi di Agam berkurang 82.673,6 ton pada 2023
Senin, 5 Februari 2024 17:50 Wib
Santri Pondok PADI Lubuk Basung Agam ikuti mukhayyam
Rabu, 31 Januari 2024 6:44 Wib