Sawahlunto Perkuat Atribut Kota Pusaka Warisan Dunia

id Kota Pusaka Warisan Dunia

Sawahlunto, (Antara) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, terus berupaya untuk memperkuat atribut sebagai kota pusaka sebagai persiapan dalam meraih predikat kota warisan dunia dari UNESCO.

Kepala Kantor Permuseuman dan Benda Bersejarah setempat, Yendra Fitri di Sawahlunto, Rabu, mengatakan, persiapan yang dilakukan antara lain melakukan pendataan atribut kota itu sebagai kota tua bersejarah bersama pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta membangun perencanaan penataan kota itu ke depan bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sesuai dengan persyaratan yang diminta UNESCO.

"Saat ini atribut yang sudah diakui adalah status kota ini sebagai kota tambang batubara tertua," kata dia.

Dia menjelaskan, untuk meraih predikat sebagai kota pusaka warisan dunia tersebut, setidaknya harus memenuhi tiga atribut yang meliputi, bangunan tua, pusaka alam yang unik dan indah serta nilai-nilai budaya yang menjadi karakter kuat bagi sebuah kawasan yang diusulkan.

Khusus untuk bangunan tua, lanjutnya, kota itu memiliki beberapa bangunan-bangunan tua yang bersejarah peninggalan Belanda pada abad ke-19, yang berada dikawasan kota lama Sawahlunto, yang masih terawat dan terjaga keasliannya hingga saat ini.

Kemudian, tambahnya, yang tidak kalah pentingnya adalah dari beberapa atribut yang saat ini sedang dipersiapkan, juga terdapat bukti-bukti sejarah tentang penerapan tekhnologi dari abad 19 tersebut, yang pada masa itu hanya dimiliki oleh kota-kota besar didunia.

"Contohnya seperti bangunan pompa air yang berada di Desa Rantih serta Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), sejarah mencatat tekhnologi itu merupakan yang pertama diterapkan di kawasan Asia Tenggara," kata dia.

Tak hanya itu, sebutnya, jalur pengangkutan batubara menggunakan lokomotif uap juga menjadi salah satu atribut yang diusulkan guna melengkapi rangkaian sejarah tentang kemajuan peradaban yang telah dialami Kota Sawahlunto pada masa itu.

Sementara untuk atribut budaya, jelasnya, kerajinan Songket Silungkang adalah salah satu atribut yang dapat dibuktikan telah ada sejak abad ke-19 dan turut hadir dalam sejumlah perayaan pesta-pesta rakyat di Belgia dan Belanda untuk dipamerkan dalam kurun waktu tersebut.

"Dengan kata lain, tiga syarat menjadi kota pusaka warisan dunia sudah dimiliki oleh Sawahlunto," ujarnya.

Menurutnya, Pemerintah Kota Sawahlunto akan berupaya menuntaskan tahapan pendataan tersebut dan menyerahkannya ke pihak konsultan UNESCO hingga September 2016, sehingga bisa disidangkan secara bertahap sampai tahun 2017 di Paris, Perancis.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Jaringan Kota Pusaka Indoensia (JKPI), Asfarinal St Rumah Gadang, di Sawahlunto, mengatakan dalam upayanya menuju kota pusaka warisan dunia, Kota Sawahlunto juga membutuhkan peranan pemerintah pusat untuk ikut membantu setiap tahapan yang akan dilalui.

"Sawahlunto cukup memberikan kotribusi dalam pelestarian sejarah kota pusaka disamping segala potensi yang dimilikinya, sehingga pantas untuk didukung baik secara moral maupun finansial dalam upaya meraih predikat sebagai kota warisan dunia," kata dia.

Selain itu, lanjutnya, dukungan para ahli juga menjadi kunci penentu dalam perjuangannya meraih predikat tersebut, hal itu juga harus ditunjang dengan peningkatan kontribusi negara Indonesia kepada UNESCO, sebagai salah satu upaya yang harus disusun berbentuk regulasi dan kebijakan untuk mendukung pelestarian cagar budaya dan kota pusaka dalam pergaulan negara-negara dunia.

"Apabila upaya itu berhasil, hampir dipastikan akan mendatangkan efek yang luarbiasa bagi Indonesia, khususnya Kota Sawahlunto, dalam mengembangkan potensi kepariwisataannya melalui potensi warisan pusaka budaya berbentuk benda dan tak benda," kata dia. (*)