Harga BBM Turun, Masyarakat Kesulitan Mendapatkan Premium

id Harga, BBM, Turun

Harga BBM Turun, Masyarakat Kesulitan Mendapatkan Premium

Ilustrasi. Seorang pengendara roda dua berada di salah satu Statiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang habis, kawasan Cubadak, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar. (ANTARA/Arif Priadi)

Keputusan pemerintah menurunkan harga BBM yang berlaku sejak Selasa (5/1) pukul 00.00, membuat sebagian besar masyarakat merasa senang, namun di sisi lain beberapa daerah di Indonesia mengalami kesulitan mendapatkan bahan bakar tersebut.

"Dari Desa Tameran hingga ke pasar Terubuk yang terletak dekat Kota Bengkalis itu sepanjang jalan tidak ada BBM jenis premium atau bensin yang dijual, ada sekitar dua tempat yang menjual BBM dan itu pun BBM jenis pertamax," kata warga Desa Air Putih, Uji di Bengkalis, Kepulauan Riau, Kamis.

Ia mengatakan, saat ini ia kesulitan mencari bensin tersebut.

"Keliling kota Bengkalis, kita mencari jenis bensin ini (premium), tapi tidak menemui. Hanya ada pertamax yang dijual dan itu harganya Rp13 ribu per liternya, dan pertamax ini juga tidak banyak yang menjual, kita lihat dari tadi sekitar dua tempat yang menjual pertamax ini," kata warga Desa Air Putih, Uji di Bengkalis, Kamis (7/1).

Turunnya harga BBM akibat merosotnya harga minyak mentah dunia, membuat pemerintah Indonesia ikut menurunkan harga minyak tersebut.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto memberi keterangan pers di Kantor Presiden (4/1) mengenai harga BBM terbaru.

"Kami sampaikan sesuai dengan harga keekonomisan, harga solar turun dari Rp6.700 menjadi Rp5.650 per liter," katanya.

Selanjutnya, harga solar non PSO dari Rp8.300 ke Rp8.050. Premium non Jamali (Jawa-Madura-Bali) dari harga semula Rp7.300, diturunkan menjadi Rp6.950. Sedangkan untuk premium di Jamali dari harga Rp7.400 menjadi Rp7.050.

Untuk pertalite, turun Rp350 dari Rp8.250 ke Rp7.900. Harga pertamax wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat juga turun dari harga awal Rp8.650 menjadi Rp8.500. Untuk pertamax plus DKI turun dari Rp9.650 ke Rp9.400 dan pertamina dex DKI dari Rp9.850 ke Rp9.600.

Sedangkan pertamax di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun dari Rp8.750 jadi Rp8.600. Pertamax di Jawa Timur turun dari Rp8.750 jadi Rp8.600.

Penurunan tersebut juga berlaku untuk LPG harga produk domestik gas. LPG 12 kilogram (kg) rata-rata nasional turun Rp5.800 per tabung sedangkan LPG 12 kg untuk Jabodetabek turun Rp5.600 per tabung.

Bright Gas 12 kg rata-rata nasional turun Rp4.800 per tabung , sedangkan Jabodetabek turun Rp4.600 per tabung dan bright gas 5,5 kg Jabodetabek turun Rp4.500 per tabung.

Sementara itu, untuk ease gas sembilan kg Jabodetabek turun Rp5.000 per tabung, ease gas 12 kg turun Rp6.000 per tabung, ease gas 14 kg turun Rp8.000 per tabung dan LPG 6 kg rata-rata nasional turun Rp2.000 per tabung.

Peninjauan ke SPBU

Di beberapa daerah, seperti di SPBU Coco Cikini, Jakarta Pusat, penjualan BBM sudah meningkat bahkan sejak Selasa pagi (5/1) pukul 06.00 hingga 09.30 WIB sebanyak 5000 liter premium dan 3500 liter pertamax.

"Untuk penjualan BBM jenis premium dari pukul 06.00 hingga 09.30 sudah terjual sebanyak 5000 liter sedangkan pertamax 3500 liter. Jenis yang lain masih berkisar ratusan liter," ujar Kepala SPBU Coco Cikini, Jakarta, Arif Fahmi saat ditemui Antara, Selasa (5/1).

Padahal, kata Arif Fahmi, penjualan BBM sebelum diberlakukannya harga baru di SPBUnya biasa saja pada Senin (4/1). Kemudian melonjak setelah ditetapkan harga baru pada Selasa (5/1).

Selain berdampak pada peningkatan penjualan BBM, penurunan harga juga berdampak kepada pengelola SPBU yang mengalami kerugian karena harus menjual sisa BBM yang lama dengan harga baru.

"Meski begitu, Pertamina tetap melakukan penghitungan kompensasi dari BBM yang tersisa di setiap SPBU sehingga kerugiannya tidak terlalu besar," kata Arif.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Antara, Kamis (7/1) di Pulau Bengkalis dan sekitarnya, warga sangat sulit untuk mendapatkan BBM jenis premium. Untuk pertamax, harga di daerah itu memang dijual seharga Rp13 ribu per liternya.

"Mau sampai kapan seperti ini, minyak turun tapi malah tidak ada, diharapkan Dinas terkait segeralah mengatasi masalah ini," kata warga Desa Air Putih, Taufik yang juga terpaksa membeli pertamax untuk melancarkan aktifitasnya.

Selain di Bengkalis, kelangkaan juga terjadi di Padang, Sumatera Barat. Stok BBM di sejumlah SPBU kosong pada hari pertama turunnya harga BBM.

"Kekosongan stok terjadi karena menunggu suplai dari depo BBM di Teluk Kabung," kata pengelola SPBU Ranah Asnawi Bahar di Padang, Selasa (5/1).

Sebagian warga Kota Padang mengaku kesal tak dapat mengisi BBM khususnya premium dan pertamax pada Selasa pagi, karena stok di SPBU habis.

"Seharusnya perubahan harga tidak membuat pelayanan pada masyarakat terganggu," kata salah seorang warga Kuranji, Irwan, Padang, Selasa (5/1)

Dengan penurunan harga BBM, masyarakat sangat berharap, pelayanan pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak tidak terganggu.





Penurunan Belum Maksimal

Sementara itu, turunnya harga BBM yang dilakukan pemerintah mendapat berbagai komentar dari masyarakat, antara lain yang mengharapkan agar penurunan harga itu lebih besar.

"Ya, kalau turunnya masih kisaran di bawah Rp500, masih kurang terasa. Harga sembako juga belum ikut turun menyesuaikan dengan penurunan harga BBM," kata salah seorang pengguna motor Ihsan saat ditemui Antara, Jakarta, Selasa (5/1).

Tidak hanya itu, salah satu pengguna mobil box, saat mengisi bensin di SPBU Cikini, juga berkomentar bahwa penurunan harga BBM ini masih kurang dirasa dampaknya, mungkin untuk pengelola SPBU baru terasa dampaknya.

"Ga ada pengaruh ya selama harga bahan pokoknya masih naik, mau harga BBM turun juga sama aja," ujar tukang ojek, Jupriyanto.

Masyarakat berkomentar, tidak begitu merasakan penurunan harga BBM karena tidak memengaruhi turunnya harga bahan pokok serta tarif angkutan umum.

Pada masa lalu, jika harga BBM naik maka langsung diikuti kenaikan ongkos transport seperti bus, metromini serta kopaja. Namun anehnya sampai sekarang penurunan harga BBM tak langsung dilanjutkan penurunan ongkos angkutan umum. (*)