Banjir Bandang Landa Pasaman

id Banjir, Pasaman

Lubuk Sikaping, (AntaraSumbar) - Banjir bandang melanda Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, menyusul hujan yang terus turun dalam tiga hari terakhir di daerah itu.

Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Pasaman, Elvi Wardi , di Lubuk Sikaping, Senin, mengatakan, banjir disertai lumpur merendam kampung Lambak, Nagari Panti Timur, Kecamatan Panti, pada Senin (8/2) dini hari.

"Ini akibat luapan batang Lambak, habis diguyur hujan selama beberapa hari tanpa henti, namun tidak ada korban jiwa," kata Elvi Wardi.

Pihaknya, kata dia, sedang mendata kerusakan akibat banjir bandang atau galodo tersebut. Sejumlah tim gabungan juga sudah dikerahkan ke lokasi bencana.

Puluhan rumah penduduk setempat terrendam air bercampur lumpur, dan ratusan kubik material kayu juga hanyut disapu air luapan batang Lambak tersebut.

"Kabarnya, ada beberapa rumah penduduk rusak berat. Tapi berapa jumlahnya kita belum tahu, karena pendataan sedang berlangsung. Pendataan dilakukan pihak Walinagari dan kecamatan," kata Elvi.

Tidak itu saja, sejumlah alat berat seperti Escavator dan beckho loader juga sudah diterjunkan untuk membuka akses jalan dan membersihkan puing-puing material kayu.

"Pihak DPU juga sudah mengerahkan alat beratnya untuk membersihkan sisa-sisa banjir bandang," jelasnya.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat untuk mendistribusikan sejumlah sembako bagi para warga korban galodo.

Ia mengatakan, ratusan warga mengungsi akibat bencana itu.

"Sudah, Dinsos akan langsung mendrop bantuan, seperti beras, mie instan, ikan kaleng, telur, minyak goreng serta kebutuhan lainnya yang dibutuhkan warga pengungsi," katanya.

Meski ketinggian air sudah surut, namun pihaknya tetap menghimbau agar warga tetap waspada. Sebab, kata Elvi, kondisi cuaca masih tak menentu.

"Kita minta warga waspadalah, jangan dekat dengan sungai atau bukit. Cuaca masih belum menentu," jelas Elvi.

Sementara itu, salah seorang warga setempat, Akmal (36) mengatakan, tempat tinggal mereka tersebut kerap dilanda banjir. Namun, kata dia, peristiwa kali ini yang terparah dan terbesar melanda kampung itu.

"Ini yang terbesar dan terparah. Kita saja kaget, dan khawatir. Beruntung masih bisa menyelematkan diri dimalam mencekam itu," kata Akmal.

Tidak ingin jadi korban, ia dan penduduk lainnya tengah malam terpaksa mengungsi kedaerah kerabat yang kondisinya lebih aman. Sebagian lagi, kata dia, memilih tanah lapang sebagai tempat berlindung.

"Kita ngungsi kerumah saudara di kampung sebelah. Ada yang bertahan, ada juga yang memilih berjaga-jaga di tanah lapang," jelasnya. (*)