Padang, (Antara) - Sejumlah petani di beberapa daerah di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) memilih menunda untuk menanam padi dan palawija guna mengantisipasi cuaca buruk hujan lebat dan angin kencang.
"Kami terpaksa menunda melakukan tanam padi dan sejumlah sayuran agar tidak mengalami kerugian akibat cuaca buruk," kata ketua kelompok tani di Korong Gadang Kuranji, Padang, Hasan Basri, di Padang, Rabu.
Dia beralasan menunda penanaman padi untuk mencegah rusaknya bibit oleh air yang mengalir deras akibat hujan lebat.
Mengingat ujarnya, sawahnya bukan tadah hujan tentunya adanya hujan akan mengganggu penanaman.
Disamping itu tambah dia, munculnya angin ribut beberapa waktu lalu menjadi ketakutan sendiri bagi petani untuk menanam padi.
Sebagai contoh katanya, ada lahan sawah di Jalan Taduh mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon dan material atap saat angin terjadi.
"Kami akan menunda penanaman padi dan palawija ini hingga cuaca stabil," katanya.
Artinya ada satu hari tersebut cerah meski malam ada hujan atau justru kembali normal dengan hujan yang tidak disertai angin kencang, ujarnya.
Dia menyebutkan ada sekitar lima pemilik lahan sawah yang menunda penanaman tersebut, alasannya kurang lebih sama yakni takut dengan angin kencang.
Petani lain di daerah Jawa Gadut Kecamatan Pauh, Warda mengaku terpaksa menunda penanaman karena lahannya berada pada daerah rawan banjir.
Menurutnya melakukan penanaman palawija di dekat sungai ini cukup rawan karena bila hujan lebat, aliran deras dan sebabkan banjir.
Untuk itu katanya, dia akan mulai menanam bila cuaca benar cerah dan sedikit hujan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Yetti di Karang Putih dan Saefuddin di Lubuk Minturun.
Menurut Yetti sejauh ini tidak alasan pasti untuk menunda menanam, namun banyak terjadinya longsor dan banjir di luar kota Padang memberikan ketakutan bagi petani untuk beraktivitas di sawah.
"Perlu mencuri waktu yang tepat untuk kembali ke sawah," imbuhnya.
Sedangkan Saifuddin mengaku menunda tanam karena lahannya akan tergenang bila hujan lebat.
Akibatnya dirinya harus sedikit membuat saluran tepat untuk mengeluarkan sebagian airnya.
Sementara itu peneliti bidang Kimia Tanah lulusan pascasarjana Universitas Andalas (Unand) Padang, Gusri Yanti mengatakan penanaman padi atau palawija tepat ditunda pada cuaca buruk seperti hujan lebat.
Menurutnya kelebihan bahan organik atau kecepatan larut bahan organik justru mengganggu pertumbuhan tanaman tersebut. (*)
Berita Terkait
Padang Panjang terima bantuan untuk petani terdampak erupsi Marapi dari Bank Nagari
Jumat, 5 April 2024 9:13 Wib
Petani terdampak erupsi Marapi terima Bansos Pemkot Padang Panjang
Jumat, 29 Maret 2024 4:13 Wib
Petani di Tanah Datar yang terdampak hama tikus terima klaim asuransi
Selasa, 26 Maret 2024 18:39 Wib
Polres Agam tangkap seorang petani edarkan narkotika
Jumat, 22 Maret 2024 19:48 Wib
Bupati Pesisir Selatan pilih rehabilitasi pasca bencana fokus pada kerugian petani
Sabtu, 16 Maret 2024 14:38 Wib
Bupati Pesisir Selatan upayakan ganti lahan petani terdampak banjir
Rabu, 13 Maret 2024 20:31 Wib
Pemkot Sawahlunto siapkan bantuan untuk petani terdampak banjir
Rabu, 6 Maret 2024 20:24 Wib
Nilai Tukar Petani Pesisir Selatan naik pada Februari 2024
Selasa, 5 Maret 2024 16:08 Wib