Bernostalgia dalam "Ada Apa Dengan Cinta 2"

id AADC2, Nostalgia

Bernostalgia dalam "Ada Apa Dengan Cinta 2"

Pemain film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2, Dian Sastrowardoyo (kiri) dan Nicholas Saputra (kanan) berpose saat menghadiri gala premiere film AADC 2 di Yogyakarta, Sabtu (23/4). Film AADC akan resmi diputar di bioskop-bioskop Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam pada 28 April 2016. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Penantian penggemar selama ratusan purnama yang penasaran mengenai kelanjutan kisah romansa remaja Cinta (Dian Sastrowardoyo) dan Rangga (Nicholas Saputra) akhirnya terwujud dalam "Ada Apa Dengan Cinta 2" (AADC 2).

Empat belas tahun berlalu sejak Cinta mengejar Rangga ke bandara. Pria dingin penyuka puisi itu bertolak ke New York untuk mengikuti ayahnya. Di sana, Rangga memberikan buku catatannya kepada Cinta, berisi janji akan kembali setelah satu purnama berlalu.

Penggemar sempat bereaksi heboh tatkala Rangga, Cinta, Maura (Titi Kamal), Alya (Ladya Cheryl), Milly (Sissy Prescillia) dan Karmen (Adinia Wirasti) reuni dalam mini drama berdurasi 10 menit buatan aplikasi pesan Line yang diunggah di YouTube pada akhir 2014.

Dalam mini seri tersebut, Rangga yang tinggal di New York tak memberi kabar selama 12 tahun pada Cinta. Rangga kembali ke Jakarta demi pekerjaan, kota yang mengingatkannya pada Cinta. Dia meminta kesediaan sang wanita untuk bertemu, ajakan yang sempat diabaikan oleh Cinta yang terlanjur sakit hati.

"Jadi beda, satu purnama di New York dan di Jakarta?" kata Cinta yang akhirnya menemui Rangga ketika hampir bertolak kembali ke New York.

Produser Mira Lesmana pernah meyakinkan kisah dalam sekuel AADC takkan ada sangkut pautnya dengan versi LINE.

Dalam "Ada Apa Dengan Cinta 2", geng Cinta tidak lagi lengkap karena Ladya Cheryl yang berperan sebagai Alya tidak bisa mengikuti syuting akibat kesibukannya menempa ilmu. Di luar itu, para pemain inti dalam AADC dapat kembali berperan sebagai karakter mereka masing-masing, termasuk Dennis Adhiswara sebagai Mamet.

Kursi sutradara yang diduduki Rudi Soedjarwo pada AADC pertama kini digantikan oleh Riri Riza. Menurut Mira, pergantian sutradara membuat "Ada Apa Dengan Cinta" menjadi lebih menarik karena penonton dapat melihat potret kisah remaja dan perkembangannya belasan tahun kemudian dari sudut pandang sutradara lain.

Lagi pula, Riri sebenarnya sangat mengenal kisah itu karena Mira awalnya mengembangkan judul AADC berdasarkan sinopsis cerita buatan Riri.

"Dalam perkembangannya, Riri sangat mengenal kisah ini. Practicality jadi keputusan penting," kata Mira.

Fokus sekuel ini bergeser pada rumitnya hubungan antara dua insan, bukan lagi tentang persahabatan remaja yang membuat anak-anak SMP atau SMA era 2000-an membuat buku curhat untuk geng mereka.

"Film ini bercerita tentang kekuatan cinta dan kesempatan kedua, kalau kita harus memaafkan seseorang, kadang tidak semudah itu," ujar Mira Lesmana.

Aroma nostalgia telah menyeruak sejak awal film yang dibuka dengan cuplikan adegan AADC yang diracik dengan gaya animasi. Juga iringan lagu-lagu karya duo Melly Goeslaw dan Anto Hoed yang tidak kalah populer dengan filmnya. Ditambah suara Nicholas Saputra yang menyitir bait-bait puisi yang dibuat sastrawan Makassar Aan Mansyur khusus untuk Rangga.

Nostalgia ini makin terasa kental ketika ada dialog dan adegan yang referensinya diambil dari AADC pertama, menyegarkan memori penonton tentang apa yang pernah terjadi atau diucapkan oleh Cinta dan Rangga saat remaja.

Para remaja gaul geng majalah dinding SMA kini telah menjelma menjadi perempuan dewasa dengan segala kesibukan masing-masing di ibu kota. Seragam abu-abu digantikan dengan busana modis lengkap dengan riasan yang membuat mereka terlihat semakin matang.

Obrolan mereka bukan lagi soal naksir cowok ganteng, tetapi mengenai pertunangan, pernikahan dan keluarga.

Batas imajinasi film dan kenyataan menjadi sedikit blur dalam AADC 2 karena karakter dalam sekuel ini sedikit banyak punya kemiripan dengan kehidupan sehari-hari para pemain atau melibatkan orang terdekat mereka.

Sebut saja munculnya Christian Sugiono, suami Titi Kamal, sebagai salah satu pemain baru dalam sekuel selain Ario Bayu, Sarita Thaib dan Dimi Cindyastira. Kondisi Milly pun disesuaikan dengan Sissy yang baru melahirkan ketika syuting dimulai.

Waktu yang bergulir selama belasan tahun membawa pengalaman hidup yang mempengaruhi pendewasaan setiap karakter. Baik itu kebahagiaan mau pun kepedihan. Tidak ada yang stagnan kecuali keakraban antara Cinta, Maura, Karmen dan Milly.

Maura tetap modis dan kenes, namun jiwa keibuannya juga terlihat jelas di permukaan. Karmen yang atletis tak lagi temperamental, justru semakin bijaksana. Milly masih lucu dan mengundang tawa dengan kepribadiannya yang telat mikir, namun ia tidak lagi terlalu kekanak-kanakan seperti zaman SMA.

Rangga masih dingin dan sinis, namun kehangatan lebih sering terpancar di wajahnya. Sedangkan Cinta masih menyukai seni yang kini dieksplorasi lewat galeri yang dia kelola sendiri.

Cinta dan kawan-kawan sudah lama tidak melewatkan waktu bersama. Mereka memutuskan untuk berlibur ke Yogyakarta.

Nun jauh di New York, pikiran Rangga melayang-layang ke Tanah Air di mana cintanya berlabuh. Rangga pulang demi berdamai dengan masa lalu. Berdamai dengan semua yang belum dituntaskan. Cinta tak menyangka Rangga tiba-tiba muncul di depan mata, tepat ketika ia bersiap menutup lembaran lama dalam hidup.

Adakah kesempatan kedua untuk mereka? Apakah mereka akan kembali bersama? Atau keduanya akan melanjutkan hidup masing-masing seperti sedia kala?





Sisi Seni Yogyakarta

Kota Yogyakarta menjadi latar belakang utama dari sekuel AADC 2 yang juga mengambil lokasi syuting di Jakarta dan Brooklyn, New York. AADC 2 memperlihatkan sisi seni Yogyakarta yang modern tapi tak meninggalkan tradisi mereka.

Para seniman muda Yogyakarta meramaikan film ini, sebut saja Eko Nugroho dengan seni instalasi, musisi Marzuki Mohammad lewat grup Jogja Hip Hop Foundation, kelompok teater boneka Papermoon Puppet Theatre dan seniman kopi Pepeng. Musisi jazz Mian Tiara dari Jakarta juga memberikan penampilan khusus untuk AADC 2.

Menurut Mira, sejak awal ia memang memilih Yogyakarta sebagai latar belakang film.

"Biasanya Yogyakarta diangkat dari sisi masa lalu, padahal sekarang Yogyakarta itu dinamis, artistik dan orang-orangnya sangat kreatif," ujar Mira.

Kota ini pula yang menjadi tempat gala premiere AADC 2 pada Sabtu (23/4).

Film ini ditayangkan di 183 layar bioskop se-Indonesia. Mira berharap semua yang pernah menonton AADC belasan tahun lalu dapat kembali menyaksikan perkembangan Rangga juga Cinta dkk.

"Atau generasi sekarang yang sudah nonton AADC lewat YouTube, DVD, TV semoga akan datang (ke bioskop) dan melihat keindahan film ini," tutur Mira.

Berubah Pikiran

Awalnya tidak terbesit dalam pikiran Mira Lesmana untuk membuat sekuel AADC meski penggemar telah meminta hal itu diwujudkan sejak lama. Ia tidak mau terbebani membuat film yang pasti tak lepas dari ekspektasi pencinta AADC.

Namun, Mira berubah pikiran. Alasannya membuat sekuel AADC bukan karena desakan para penggemar, tapi memang ada keinginan dari diri sendiri yang merasa tertantang untuk membuat kelanjutan para karakter belasan tahun kemudian.

Ketika berkumpul lagi setelah satu dekade berselang sejak AADC tayang perdana, ada dorongan untuk mewujudkan impian para penonton yang penasaran seperti apa kehidupan Rangga dan Cinta selanjutnya.

Bagi para pemain, reuni "Ada Apa Dengan Cinta 2" merupakan kesempatan mereka untuk melepas rindu antara satu sama lain. Titi Kamal mengaku sangat menikmati kebersamaan dengan teman-temannya saat syuting maupun di luar syuting AADC 2.

"Sampai sekarang pun kami masih memanggil satu sama lain dengan nama karakter, seperti saya panggil Sissy ya Milly, panggil Asti juga Karmen, lalu Dennis dengan Mamet," kata Titi.

Selepas kesuksesan AADC pertama, masing-masing pemain memiliki kesibukan masing-masing, baik itu karir atau keluarga.

"Kami sering bertemu, tapi biasanya tidak sengaja dan ketemunya satu-satu," ujar Adinia Wirasti.

Pertemuan ramai-ramai mereka sebagai "geng Cinta" baru terwujud ketika perayaan 10 tahun AADC.

Dian Sastrowardoyo menganalogikan hubungannya dengan para pemain dengan anggota keluarga yang saling mengenal sejak kecil namun jarang bersua. Chemistry hubungan mereka tetap ada meski belasan tahun telah berlalu.

"Once you have chemistry kayaknya you just pick things up saja," ujar ibu dari dua orang anak itu.

Sebelumnya "Ada Apa Dengan Cinta" (2002) juga telah diluncurkan dalam versi novel yang digarap oleh penulis Silvarani berdasarkan eksplorasi skenario dan filmnya.

Novel ini juga memberi sentuhan detil pada karakter-karakter yang tidak tersampaikan lewat film, seperti KDRT yang dialami Alya dan isi hati Rangga yang tertutupi oleh ekspresi dingin Nicholas Saputra.

Selain itu, buku kumpulan puisi "Tidak Ada New York Hari Ini" karya Aan Mansyur yang ditampilkan dalam film "AADC 2" akan dirilis pada 28 April mendatang berbarengan dengan penayangan perdananya. (*)