Menpar Arief Yahya Kenalkan Rumus 3S

id Menpar, Rumus 3 S

Menpar Arief Yahya Kenalkan Rumus 3S

Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Antara) ( )

Jakarta, (AntaraSumbar) - Tiga S, "solid, speed, smart", menjadi rumus Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam budaya korporasi untuk memenangkan persaingan global.

Bagi pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 2 April 1961 itu dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, implentasi 3S tidak lagi menggunakan pendekatan birokrasi yang "kencang-kencangan suara" ataupun "tinggi-tinggian pangkat" tetapi meletakkan dasar-dasar yang kuat untuk merebut kesuksesan.

"Itulah mengapa narasumber yang bicara di Rakornas ini adalah tokoh-tokoh dari perusahaan internasional. Agar kita melihat posisi kita di peta dunia, tidak jagoan kandang yang merasa hebat di kampung sendiri," katanya saat menutup Rakornas Pariwisata di Jakarta, Jumat (29/4).

Narasumber dari Baidu (China) dan Ogilvy (AS), kata Doktor lulusan Universitas Padjadjaran itu, adalah korporasi yang punya reputasi internasional. Mereka punya nama besar, reputasi dunia, dan bicara dengan data.

Untuk itu, kepada peserta rakornas yang terdiri atas para pejabat eselon I-IV, dinas pariwisata pemprov, asosiasi dan indistri pariwisata, Menpar Arief Yahya mengingatkan untuk selalu mengutamakan yang utama yakni WIN-Way (Wonderful Indonesia Way), yang meliputi 3S tersebut.

WIN-Way itu semacam IBM-Way, GE-Way, atau Telkom-Way, sebuah budaya kerja untuk memenangkan persaingan.

Arief Yahya menjelaskan "solid" adalah kompak, bersatu untuk Indonesia, atau Indonesia Incorporated. Siapa yang harus bersatu? "Akademisi, pengusaha, pemerintah, masyarakat, dan media. Kelimanya harus bersama-sama menjadi subyek," kata mantan Dirut PT Telkom itu.

Alumni ITB dan Universitas Surrey Inggris itu juga menjelaskan "speed", kecepatan, dalam implementasinya lebih ke arah deregulasi. Aturan apa saja yang menghambat, menjerat dan membuat tidak bisa "berlari cepat" direvisi menjadi aturan yang mempermudah pengembangan pariwisata.

Lalu "smart", cerdas, dengan cara terbaik membuat korporasinya hebat, berani diadu, bisa bersaing, dan menjadi pembanding dengan hal serupa di tempat atau negara lain.

"Bandingkan dengan para juara, di mana posisi Indonesia? Perbaikilah dari situ, untuk menjadi jawara, untuk mengalahkan semua, termasuk Malaysia dan Thailand.

Satu hal yang juga diingatkan Menpar Arief Yahya adalah program nyata. Berapa sumbangannya terhadap capaian? Kapan selesai? Siapa yang bertanggung jawab? "Semua harus jelas, terukur dan lari lebih kencang," kata penyandang CEO BUMN Terbaik 2013 itu. (*)