Sultan: Sertifikasi SDM Modal Persaingan Global

id sultan,sdm

Yogyakarta, 1/5 (Antara) - Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan sertifikasi sumber daya manusia dan produk untuk meningkatkan profesionalisme dan jaminan kualitas menjadi modal memasuki persaingan global.

"Aspek daya saing produk dan sumber daya manusia (SDM) dalam era persaingan global seperti saat ini tidak bisa diremehkan. Sertifikasi menjadi sangat penting agar produk dan pekerja Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional," kata Sri Sultan HB X di sela peringatan Hari Buruh Kota Yogyakarta di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, produk dan pekerja dari Yogyakarta atau dari Indonesia harus memiliki daya saing karena di masa yang akan datang sudah tidak ada lagi batas antara produk lokal maupun produk dari luar negeri yang dijual di pasar.

Saat ini, Indonesia bersama negara ASEAN sudah menerapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dan akan dilanjutkan pada 2017 dengan pasar terbuka antara ASEAN dan Tiongkok, serta pada 2020 sudah akan dilakukan perdagangan global.

"Mau tidak mau, mampu atau tidak mampu, Indonesia harus berkompetisi dengan produk dan pekerja dari negara lain. Persaingan antara bangsa dan negara sudah sangat terbuka," katanya.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas adalah dengan meningkatkan kesadaran pekerja dan industri untuk memiliki sertifikasi melalui lembaga Badan Standarisasi Nasional (BSN).

"Dari bebeberapa kali membawa produk atau kelompok kesenian ke luar negeri, pihak luar negeri selalu bertanya tentang sertifikasi, termasuk dari penari yang tampil apakah sudah memiliki sertifikasi atau belum," katanya.

Salah satu kekhawatiran Sultan HB X jika banyak tenaga kerja atau produk dari Indonesia yang belum memiliki sertifikasi, maka dimungkinkan akan ada serbuan produk dan tenaga kerja asing di dalam negeri.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Hadi Muchtar mengatakan jumlah tenaga kerja di Yogyakarta yang sudah memiliki sertifikasi profesi tidak terlalu banyak.

"Kami masih menginventarisasi mengenai hal ini. Harapannya, ada kesadaran dari pekerja atau perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme pekerja dengan sertifikasi," katanya.

Beberapa bidang pekerjaan yang membutuhkan sertifikasi untuk pekerja di antaranya adalah dari industri pariwisata seperti perhotelan.

"Banyak pekerja di bidang perhotelan yang membutuhkan sertifikat seperti manajemen perhotelan agar mereka bisa semakin bersaing," katanya.

Selain dari dunia perhotelan, bidang pekerjaan lain yang juga membutuhkan sertifikasi untuk pekerjanya adalah dari dunia pendidikan.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto mengatakan jumlah produk khususnya kerajinan dari Yogyakarta yang memiliki sertifikasi juga belum banyak.

"Baru sepertiga dari produk kerajinan yang memiliki sertifikasi, biasanya produk batik dari produsen besar," katanya.

Namun demikian, ia optimistis kesadaran produsen kerajinan di Kota Yogyakarta untuk sertifikasi produk semakin tinggi termasuk untuk mempatenkan produk dan desain produk mereka.

Sementara itu, peringatan Hari Buruh di Kota Yogyakarta diisi dengan kegiatan senam pagi dilanjutkan jalan sehat dan hiburan yang diikuti sekitar 1.000 pekerja. Kegiatan dipusatkan di kompleks Balai Kota Yogyakarta.

Sedangkan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti berharap, peringatan Hari Buruh di Kota Yogyakarta menjadi peringatan yang istimewa dan bisa mempererat hubungan antara serikat pekerja, pengusaha dan pemerintah.

"Peringatan Hari Buruh tidak selalu ditandai dengan demo, tetapi bisa dilakukan dengan kegiatan lain. Harapannya kegiatan kali ini bisa memberikan dampak positif untuk semua pihak. Pekerja tidak hanya menuntut hak dan pengusaha tidak selalu menuntut kewajiban. Semuanya perlu seimbang," katanya. *