IDI: Masyarakat Perlu Edukasi Terkait Obat Herbal

id Obat Herbal

Padang, (Antara) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Barat (Sumbar), mengatakan masyarakat setempat perlu diedukasi terkait penggunaan obat herbal karena ada standarisasi tersendiri serta harus memiliki dasar riset yang jelas.

"Edukasi dibutuhkan agar masyarakat tidak asal memilih serta terhindar dari dampak yang tidak diinginkan, apalagi saat ini banyak iklan obat herbal di media massa," kata Sekretaris IDI Sumbar, Syafruddin Alun di Padang, Senin.

Ia menyampaikan obat herbal yang layak konsumsi ialah berstandar Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta memiliki Evidence Based Medicine (EBM) atau bukti ilmiah berdasarkan penelitian klinis dalam tatalaksana proses penyembuhan penyakit.

"Kan sudah ada herbal berstandar seperti yang dikeluarkan Kalbe Farma, Kimia Farma dan sebagainya. Ini juga terukur dari penelitian tertentu," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat berhati-hati dalam menentukan obat herbal karena banyak jenis penyakit, baik itu regeneratif ataupun kronis yang membutuhkan pelayanan komplementer.

Menurutnya, para produsen obat herbal juga tidak dibenarkan mengklaim penggunaan obatnya dapat menyembuhkan penyakit dalam jangka waktu tertentu.

"Semuanya harus uji klinis dulu. Masyarakat harus jeli dan tahu obat herbal berizin jual memiliki logo. IDI juga akan terus mengawasi bersama dengan Kemenkes," katanya.

Sementara Kepala Balai BPOM di Padang, Zulkifli mengatakan pihaknya akan terus memantau peredaran obat herbal tersebut termasuk iklan-iklannya di media massa.

"Jika perlu akan kami foto dan laporkan ke pusat terkait kesesuaian obat herbal itu dengan ketentuan yang ada," tegasnya.

Menurutnya, pihaknya berencana akan mengundang media dalam suatu forum untuk berdiskusi terkait iklan-iklan obat herbal di media tersebut agar tiap pihak punya pemikiran yang sama.

"Ke depan akan dicek peredaran obat herbal di Padang agar diketahui mana yang memang berizin dana tidak," tambahnya. (*)