Legislator: Permasalahan Pembangunan Sekolah Harus Segera Selesai

id Legislator

Padang, (Antara) - Anggota DPRD Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mengatakan permasalahan pembangunan sekolah di daerah itu harus segera diselesaikan khususnya SDN 30 Lubuk Begalung yang berdampak kebisingan pada sekolah bersebelahan yakni SDN 36.

"Kami harap kedua pihak dapat berdiskusi sebaik mungkin untuk menemukan solusi terbaik," ujar Ketua Komisi III DPRD Padang, Helmi Moesim di Padang, Senin.

Ia menyebutkan terkait hal itu pihak SDN 36 Lubuk Begalung perlu bersabar karena tidak mungkin kembali dirobohkan dan mubazir.

"Nanti kan pembangunan SDN 36 akan dipusatkan ke arah utara, sedangkan SDN 30 ke arah barat. Tentu hal ini tidak akan menimbulkan persoalan lagi," jelasnya.

Selain itu, terdapat alokasi anggaran DAK pusat untuk pembanguan enam ruang sekolah baru pada 2017 dan tidak menutup kemungkinan kedua sekolah itu mendapatkannya.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Padang, Gustin Pramona menjelaskan saat ini siswa SDN 36 memang merasa tidak nyaman akibat pembangunan di SDN 30 khususnya aula.

"Saya kecewa dengan bangunan antara dua sekolah ini karena sirkulasi udara juga menjadi tidak nyaman," tegasnya.

Menurutnya, terkait perobohan bukanlah persoalan mubazir, melainkan lebih kepada anak-anak yang setiap hari berada di lokasi tersebut, apalagi aula dibangun dari sisa material dan belum ada perencanaan matang.

"Apalagi tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), tentunya ini dipertanyakan," ujarnya.

Sementara Ketua Komite SDN 36 Lubuk Begalung (Lubeg) Padang, Muzirwan mengatakan sejak dibangunnya tiang-tiang dan atap aula SDN 30, kenyamanan pihak sekolahmya terganggu dan ketika dibicarakan baik-baik tidak ada solusi.

Menurutnya, pembagunan bangunan tersebut berdampak buruk bagi siswa karena mereka jadi tidak fokus belajar akibat bising, apalagi bangunan itu berada tepat di depan lokal SDN 36.

"Kami minta bangunan dirobohkan saja seperti sediakala, apalagi beberapa ruangan menjadi gelap sejak pembangunan itu," ujarnya.

Apalagi saat hujan, air curahan atap bangunan itu masuk ke wilayah SDN 36 tepat di atas tanaman sehingga merusak bunga yang berada di ruang kelas.

Kepala SDN 30 Lubeg Padang, Eni Irawati mengataka lahan didirikan bangunan itu dahulu hanya diisi oleh rumput dan pinang.

"Kebetulan sisa material dari pembangunan kelas berlebih, lalu kami inisiatif untuk membangun aula. Saya juga sudah berbicara dengan Kepala SDN 36," jelasnya. (*)