Wendi Mengaku Tidak akan Berhenti Melaut

id Penyanderaan WNI, Wendi Khardian, Melaut

Wendi Mengaku Tidak akan Berhenti Melaut

Wendi Rakhadian (kanan), salah satu korban sandera kelompok militan Abu Sayyaf disambut keluarganya saat tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/5). Wendi merupakan satu dari sepuluh orang ABK Indonesia korban penyanderaan kelompok militan Abu Sayyaf yang telah dibebaskan dan pulang ke kampung halaman. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Padang, (AntaraSumbar) - Salah satu korban penyanderaan kelompok Abbu Sayyaf di Filipina yang berasal dari Kota Padang, Wendi Khardian mengaku tidak akan berhenti melaut.

"Kalau dikatakan takut, tidak juga. Saya masih berencana untuk kembali bekerja di kapal setelah kondisi pulih," kata Wendi di Padang, Selasa.

Hanya saja, katanya, saat ini ia mengaku belum ingin memikirkan tentang pekerjaan tersebut.

"Saya perlu memulihkan kondisi kesehatan terlebih dahulu, selain itu juga meredakan kembali perasaan keluarga," katanya.

Wendi telah melakukan komunikasi dengan perusahaan tempatnya bekerja.

Sementara ibu Wendi, Asmizar (53) tidak ingin membatas-batasi pekerjaan anaknya.

"Kalau Wendi berkeinginan kembali bekerja di kapal, tentu tidak bisa dilarang. Hanya saja saya kalau kapal ke Filipina, dia tidak ikut berangkat, ibu trauma," katanya.

Ia juga mengaku tidak sampai hati melihat anaknya ketika disandera sekitar satu bulan terlihat kurus.

"Sedih melihat badannya kurus. Namun kami bersyukur Wendi kembali dengan selamat. Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu," katanya.

Sebelumnya, Wendi adalah salah satu dari 10 Anak Buah Kapal (ABK) tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang disandera milisi Abu Sayyaf di perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan, 26 Maret 2016.

Ia mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu (1/5) malam dan langsung dibawa Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

Setelah dirawat, Wendi akhirnya tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), pada Selasa, sekitar pukul 09.20 WIB.

Usai mendarat ia menuju rumah orang tua di RT 01, RW 01, Jalan Doktor Mohammad Hatta, Pasar Ambacang, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

Hingga pukul 14.00 WIB, rumah orang tua Wendi masih tampak dikunjungi bergantian oleh para kerabat, serta warga lainnya. (*)