Pengamat : Kesadaran Masyarakat Kunci Bangun Kota Pendidikan

id Pengamat

Padang, (Antara) - Pengamat pendidikan tinggi dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Ade Djulardi menilai bahwa kesadaran masyarakat akan menjadi kunci untuk membangun kota pendidikan.

"Kesadaran masyarakat ini berupa peduli, menghargai dan mau memahami pendidikan tersebut di lingkungan," kata dia menanggapi rencana Wali Kota Padang menjadikan kota sebagai pusat pendidikan, di Padang, Rabu.

Menurutnya membangun kota menjadi pusat pendidikan tidak hanya melalui pembangunan sarana prasarana atau pencapaian prestasi pendidikan semata, namun juga upaya membiasakan masyarakat menerima suasana pendidikan tersebut.

Sebagai contoh, ujar dia, masyarakat sudah bisa menghargai keberadaan orang terdidik di lingkungan sekitarnya dan tidak menyamaratakan dengan yang kurang pendidikan.

Kemudian masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah, kampus atau instansi kependidikan harus menerima dengan lapang dada keberadaannya dan tidak menuntut hak apapun.

"Selain itu masyarakat juga mau melakukan dan taat pada setiap imbauan dan peraturan pemerintah terkait pendidikan," tambahnya.

Sebagai contoh dalam memberikan kesempatan siswa untuk menyeberang pada jalur sekolah, kemudian bila di dekat sekolah tidak melakukan hal yang merugikan.

Contoh lain yakni kepatuhan masyarakat pada kebijakan dana BOS, beasiswa dan ajaran ke mesjid serta ketentuan pemerintah lainnya tentang pendidikan.

"Masyarakat juga jeli memberdayakan orang terdidik untuk menjadi pemimpin untuk bergerak lebih maju," sebutnya.

Sebagai contoh mahasiswa yang kos di suatu pemukiman bisa diberdayakan untuk mengajar warga yang buta huruf atau tidak sekolah.

Serta tidak segan meminta pengajaran terkait banyak hal bila memang tidak mengetahui pada suatu persoalan.

Dengan begitu masyarakat telah menghargai keberadaan mahasiswa sebagai duta pendidikan.

"Bila suasana seperti itu telah terbentuk ditambah prestasi dari pelaku pendidikan, barulah dilakukan penguatan infrastruktur," ujar dia.

Ketiga aspek tersebut akan memperkuat kebijakan pemerintah tentang pendidikan di masa depan.

Dalam jangka waktu tertentu, budaya pendidikan akan terbentuk setelah itu barulah pantas kota tersebut disematkan pusat pendidikan.

Menurut dia penyematan kota Yogyakarta dan Bandung sebagai kota Pendidikan telah memenuhi ketiga aspek tersebut.

"Diharapkan Padang dapat segera menyusul dengan catatan dapat membangun budaya pendidikan tersebut di tengah masyarakat, sebab secara prestasi dan kuantitas pelaku pendidikan telah memenuhi," lanjutnya.

Sementara itu sebelumnya Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah bertekad akan menjadikan kota Padang sebagai pusat pendidikan di Sumbar.

Dia mengatakan upaya tersebut akan dimulai dari penguatan sarana prasarana, mendorong siswa dan sekolah berprestasi serta pemberdayaan guru dan dosen berkualitas. (*)