Nusron: Perbaikan Golkar Langkah Penting Setelah Rekonsiliasi

id Nusron

Jakarta, (Antara Sumbar) - Tokoh Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan langkah penting setelah rekonsiliasi adalah perbaikan kondisi partai untuk menghadapi pilkada, pemilu legislatif dan pemilu presiden.

"Yang penting konflik sudah selesai dan mulai rekonsiliasi, setelah itu bagaimana melakukan proses perbaikan partai apalagi menyongsong pilkada, pileg dan pilpres," kata Nusron Wahid ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Nusron Wahid yang juga Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu mengungkapkan sebenarnya tidak puas dengan hasil Munaslub PG beberapa waktu lalu.

"Pasti tidak puas tapi yang penting konflik sudah selesai dan mulai rekonsiliasi setelah itu bagaimana melakukan proses perbaikan partai," katanya.

Dalam kesempatan itu Nusron juga menyampaikan ras syukurnya menyusul rehabilitasi namanya di Partai Golkar.

"Nama baik saya sudah direhabilitasi oleh Golkar karena dulu saya mendukung Pak Jokowi kemudian dipecat dari Golkar, dan waktu Munaslub kemarin saya direhabilitasi, Alhamdulillah," katanya.

Ketika ditanya apakah dirinya akan masuk dalan kepengurusan PG, Nusron mengatakan semua terserah kepada Ketua Umum PG terpilih, Setya Novanto.

"Semua saya serahkan ke Ketua Umum terpilih, dia adalah mandataris Munaslub, dimasukkan pengurus ya alhamdulillah, tidak dimasukkan ya tetap membantu," katanya.

Ia menyatakan kesediaannya untuk membantu partai tersebut karena memang besar dari partai itu.

"Saya besar di sana, saya besar di dua rumpun NU dan Golkar, dua-duanya tidak bisa saya tinggalkan karena sudah membesarkan saya," katanya.

Mengenai rangkap jabatan jika dia masuk pengurus PG, itu soal nanti karena hal itu juga belum terjadi.

"Kalaupun terjadi itu saya serahkan kepada Ketum dan Pak Presiden. Kalau saya jadi pengurus, saya akan lapor ke Presiden untuk menanyakan apakah boleh atau tidak," katanya.

Menurut dia, yang terbaik adalah menyerahkan kepada yang memberi kepercayaan.

"Dibuat simpel saja, kita kembalikan ke Ketum dan Presiden, yang ngasih kepercayaan kan mereka," kata Nusron Wahid. (*)