Padang, (Antara) - Bangunan yang berjarak 200 meter dari Stasiun Juanda di Jakarta Pusat itu terlihat menjulang diantara beberapa hotel yang ada di belakangnya.
Sebuah palang besi yang lebih banyak dalam posisi miring berada di depan bangun sebagai akses utama menuju apartemen tersebut yang tentu saja dijaga oleh sekuriti.
Anwar salah seorang penghuni apartemen tersebut sejak pukul 06.00 WIB telah necis dan bersiap menuju tempat kerja di Jalan Thamrin tersebut.
Konsultan yang bergerak di bidang komunikasi itu baru akan kembali ke apartemennya paling cepat setelah pukul 21.00 WIB.
"Ya begini setiap hari pergi pagi pulang sudah gelap, hanya sedikit waktu bisa berinteraksi dengan tetangga disebelah," tuturnya.
Rata-rata semua begitu sibuk, keluarga saya di Bandung, pada akhir pekan pulang, jadi jarang ketemu tetangga, ujarnya.
Anwar yang telah menghuni apartemen tersebut sejak setahun terakhir itu mengakui ada kelebihan tinggal di apartemen terutama dari sisi lokasi yang lebih dekat ke tempat kerja.
"Keamanan juga terjaga dan fasilitasnya cukup lengkap," katanya.
Namun ia mengakui tidak terlalu kenal dan akrab dengan penghuni lain karena kesibukan yang dimiliki.
"Mau bagaimana lagi Senin sampai Jumat kerja, akhir pekan mengunjungi keluarga di Bandung, begitu terus menerus," ujarnya.
Apartemen di ibu kota merupakan paradoks karena pada satu sisi bangunan bertingkat itu hadir akibat keterbatasan lahan tempat tinggal. Namun sisi lainnya menyebabkan penghuni minim interaksi sosial.
Fasilitas yang wah mulai dari keamanan hingga privasi menjadi kelebihan sebaliknya membuat penghuninya menjadi sosok yang individual.
Sejak abad ke-15 lalu filsuf Inggris Thomas Hobes telah mengemukakan ungkapan bahwa manusia adalah serigala bagi yang lain, sehingga butuh peran negara agar tidak muncul kesewenangan antara sesama.
Namun, tentu saja banyak suara-suara protes mendengar manusia yang notabene makhluk terhormat disebut serigala binatang buas yang lolongannya dikenal amat menakutkan. Akhirnya muncul antitesa dari istilah tersebut yaitu homo homoni socius yang berarti manusia adalah teman bagi sesama.
Akan tetapi dalam keseharian tidak sulit menjumpai dua karakter tersebut. Ada ada orang yang perilaku dan sikapnya bahkan lebih kejam dari serigala itu sendiri dan sebaliknya manusia baik hati yang berhati malaikat
Dalam struktur masyarakat yang paling sederhana yaitu rumah tangga interaksi antara satu individu dengan lainnya merupakan keniscayaan.
Siapa pun orangnya, sekaya dan sehebat apa pun ia tetap tak akan dapat hidup tanpa adanya kehadiran manusia lain. Jika tak percaya silahkan saja lihat siapa orang terkaya di dunia saat ini, maka pencapaian hidup yang didapat tersebut merupakan hasil sinergi dengan manusia lainnya.
Oleh sebab itu siapa saja yang merasa dapat hidup tanpa bantuan manusia lain adalah makhluk sombong yang dipastikan tak akan mampu menjalaninya.
Tetangga merupakan orang terdekat yang hadir dalam keseharian pada skala rumah tangga. Setinggi apa pun jabatan seseorang jika dia butuh pertolongan maka tetangga merupakan orang terdekat dan tercepat yang dapat diandalkan.
Jamaknya dalam budaya timur kehidupan sosial dan pola interaksi antara satu rumah dengan lainnya amat lekat dan hangat.
Apalagi di pedesaan yang struktur masyarakatnya masih homogen sehingga satu sama lain akan saling kenal dan punya pola interaksi sosial yang baik.
Namun di perkotaaan yang masyarakatnya heterogen, serta terdiri atas beragam suku, ras dan agama pola kehidupan bertetangga amat dinamis.
Ada satu komplek perumahan yang interaksi antar tetangga sudah layaknya famili, sebaliknya ada pula yang tak kenal siapa yang tinggal di sebelah rumahnya.
Sosiolog Universitas Andalas (Unand) Padang Jendrius menilai ada banyak faktor yang menyebabkan interaksi sosial antara tetangga di pemukiman bisa hangat.
"Jangan kira pemukiman biasa tidak akan muncul sifat individual hal itu bisa terjadi dimana pun pada masyarakat perkotaan," katanya.
Ia menceritakan pada satu pemukiman padat di ibu kota dapat saja antara satu penghuni dengan rumah lainnya tidak saling kenal.
"Misal pagi hari para pekerja akan berangkat ke kantor, sementara mereka yang bekerja malam baru pulang, tentu akan jarang bertemu," lanjutnya.
Oleh sebab itu perilaku individual tidak hanya monopoli mereka yang tinggal di apartemen namun amat mungkin terjadi di pemukiman biasa.
Sementara pemikir kebudayaan Yasraf Amir Piliang dalam bukunya Dunia Yang Dilipat memandang telah terjadi pergeseran hubungan antar manusia khususnya di perkotaan dari yang berorientasi sosial menjadi fungsional.
Artinya sebelumnya pola hubungan dibentuk oleh faktor sosial dan kekerabatan sekarang bergeser menjadi hubungan fungsional dan profesional, kata dia.
Menurutnya segala sesuatu diukur berdasarkan prinsip ekonomi sehingga waktu, ruang, jabatan adalah uang, tolong menolong bergeser menjadi komersial.
Semua itu menyebabkan kepentingan ekonomi berada diatas kepentingan sosial sehingga muncul individu yang mengedepankan ego dan cinta diri sendiri ketimbang kebersamaan.
Bahkan menurut James Gleick dalam bukunya Faster muncul karakter individu tipe A yang memampatkan ruang dan waktu sehingga memperpendek durasi kehidupan dan menggabungkan beberapa unsur menjadi satu.
"Misalnya ada yang makan sambil ngobrol, menelpon ketika menyetir, "kata dia.
Percepatan teknologi informasi juga telah melahirkan manusia digital yang minim interaksi langsung di dunia nyata karena semua sudah bersifat elektronik.
Ini menyebabkan ruang yang dekat menjadi jauh secara sosial dan yang jauh menjadi dekat.
Ruang Sosial
Beranjak dari realitas tersebut pengembang apartemen dalam membangun unit sudah mulai harus memikirkan sistem yang akan membuat penghuni menjadi manusia seutuhnya yang akrab dan hangat.
Salah satu pengembang properti asal Singapura Capitaland menyadari pentingnya menciptakan hunian yang tidak hanya megah secara fasilitas namun juga tercipta interaksi dan lingkungan sosial yang baik.
Capitaland yang saat ini tengah membangun Cairnhill Nine hunian ekslusif di kawasan elit Singapura menyiapkan konsep building comunity dengan menggagas konsep kenyamanan bagi penghuni.
Salah satunya melalui pengaturan arsitektur dan tata ruang yang membuat penghuni bisa berinteraksi layaknya rumah tapak .
Konsep apartemen yang menumbuhkan iklim sosial ramah antar tetangga seperti itu perlu diciptakan dengan melibatkan pakar dibidangnya seperti sosiolog hingga antropolog.
Ruang terbuka hijau, ruang keluarga dan pojok-pojok tempat berkumpul merupakan salah satu sarana fisik yang akan mempertemukan antar penghuni.
Namun yang lebih utama adalah membuat sistem sosial yang berbasis komunitas agar tercipta interaksi sosial antar individu yang akrab.
Ke depan kebutuhan akan apartemen akan terus meningkat seiring kian terbatasnya lahan. Namun para pengembang harus memikirkan konsep yang memungkinkan antara penghuninya dapat bersosialisasi dengan baik karena manusia secara fitrah adalah makhluk sosial.
Berita Terkait
Unand resmikan perumahan tingkat tiga untuk dosen dan pegawai
Rabu, 22 Februari 2023 19:56 Wib
19 orang, termasuk 9 anak dalam kebakaran apartemen di New York
Senin, 10 Januari 2022 8:28 Wib
23 mobi dikreahkan l tangani kebakaran apartemen di Jakarta Selatan
Minggu, 4 April 2021 8:21 Wib
Perpanjangan Hak Pengelolaan Hunian Apartemen
Rabu, 2 Desember 2020 14:29 Wib
WNA Korsel ditemukan di apartemen dengan leher terikat
Kamis, 1 Oktober 2020 10:07 Wib
Sebuah apartemen ambruk, dikhawatirkan ratusan orang terjebak
Selasa, 25 Agustus 2020 9:30 Wib
Ditemukan mayat perempuan di apartemen, ini penyebab kematiannya
Kamis, 14 Mei 2020 15:09 Wib
Dua WNA suami istri asal Ukraina ditemukan meninggal di apartemen, ditangani standar protokol COVID-19
Rabu, 29 April 2020 10:13 Wib