Pejabat Kemlu: Bantuan Pelatihan Dorong Penguatan Ekonomi

id Pejabat Kemlu

Bali, (Antara Sumbar) - Kerja sama bantuan peningkatan kapasitas seperti pelatihan terhadap enam negara Afrika dapat membuka peluang untuk penguatan ekonomi antara Indonesia dan negara tersebut.

"Mungkin ini hal yang diingini Presiden Joko Widodo bahwa kita selain membantu negara asing bagaimana juga kita memanfaatkan atau menarik manfaat ekonomi dari bantuan yang kita berikan," katanya Ghafur Akbar Dharma Putra yang mewakili Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri dalam memberikan sambutan saat penutupan pelatihan "International Workshop on Sustainable Marine Fishery Product Development for African Countries", Bali, Senin malam.

Pelatihan yang berlangsung sejak 21 Mei 2016 diikuti oleh 19 peserta yang terdiri dari 12 orang dari negara Afrika, yakni Sudan, Namibia, Madagskar, Kenya, Zimbabwe dan Mozambik dan tujuh orang dari Indonesia bagian Timur, yakni dari Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.

Ghafur yang diwawancarai usai penutupan mengatakan ke depan Indonesia dapat memperoleh manfaat untuk menunjang perekonomian dalam negeri seperti ekspor ke negara-negara Afrika.

"Jadi artinya bagaimana peluang dari kerja sama bantuan yang kita berikan itu bisa membuka sektor swasta Indonesia untuk masuk ke negara-negara yang selama ini kita berikan bantuan," ujarnya.

Indonesia telah memberikan bantuan ke sejumlah negara antara lain di kawasan Afrika, Timur Tengah, Asia khususnya Asia Tengah, Pasifik Selatan dan Amerika Selatan.

"Jadi semua negara berkembang itu kita harapkan kita bisa manfaatkan untuk potensi ekspor kita dan juga tentunya ekonomi kerakyatan kita," ujarnya.

Dia mengatakan peluang tersebut terkait dengan pihak swasta di negara penerima bantuan seperi di Afrika akan mencoba memasukkan ekspor dari Indonesia untuk memenuhi bahan material yang dibutuhkan untuk pengembangan kapasitas dan mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan bidang perikanan itu.

"Misalnya kita melatih nelayan, apakah itu nanti industri pelayaran kita mulai dari 'speed boat' (perahu motor cepat) sampai kapal misalnya PT PAL yang untuk menangkap ikan seperti itu bisa berkembang. Dan juga nanti industri pengolahan kita bisa juga masuk ke sana," katanya.

Dalam pelatihan internasional itu, para peserta belajar antara lain mengenai teknik pengolahan ikan laut yang ramah lingkungan, kebijakan perlindungan ikan laut, serta pengembangan komunitas perikanan laut.

Pelatihan itu dilaksanakan oleh Direktorat Kerja Sama Teknik, Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi Banyuwangi Banyuwangi. (*)