Merintis Jalur Baru Pendakian Puncak Sumatera

id Gunung, Kerinci, Pendakian, Solok Selatan

Merintis Jalur Baru Pendakian Puncak Sumatera

Gunung Kerinci. (ANTARA SUMBAR)

Sebagai gunung tertinggi di Sumatera, Kerinci selalu memanggil-manggil para petualang dan pencinta alam untuk menaklukkan puncaknya yang memiliki ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut.

Jalur pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan, Sumatera Barat, merupakan salah satu impian dalam membangun tujuan wisata di kabupaten yang bertetangga dengan Kerinci, Jambi itu.

Gerbang masuk jalur pendakian gunung yang berada pada jajaran Bukit Barisan ini dirintis dari Jorong (Dusun) Bangun Rejo, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir yang tak jauh dari Ibu Kota Kabupaten Solok Selatan, Padang Aro.

Jarak Bangun Rejo dengan Padang Aro tidak lebih dari 20 menit karena jalan ke jorong tersebut sudah di-hotmix. Jika ditempuh dari Padang, pengunjung membutuhkan waktu setidaknya 4,5 jam untuk mencapai Bangun Rejo dengan menempuh perjalanan darat sekitar 170 kilometer melintasi jalan nasional arah Kerinci, Jambi.

Pesona keindahan alam Solok Selatan sebetulnya terlihat sebelum kaki menapak di pintu gerbang jalur pendakian yang kini tengah dirintis oleh Sekretariat Bersama (Setber) Pencinta Alam Solok Selatan.

Kawasan hutan yang masih asri mengelilingi kabupaten yang berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Padang itu terlihat sejak memasuki pintu gerbang Solok Selatan.

Pemandangan aliran sungai di sepanjang pinggir jalan nasional, kawasan Saribu Rumah Gadang di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, kemudian hamparan kebun teh milik PT Mitra Kerinci di Sungai Lambai, Kecamatan Sangir akan memanjakan mata.

Survei pertama jalur pendakian gunung berketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini telah dilakukan pada tahun 2007.

Pada akhir 2015 hingga awal Januari 2016, yang dimotori oleh Sekretariat Bersama (Setber) Pecinta Alam Solok Selatan dengan koordinator Hendri Winalsa bersama Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Kerinci Seblat Wilayah IV, keinginan kuat untuk membuka jalur pendakian gunung api aktif tertinggi di Sumatera itu kembali menggelora.

Menurut Hendri Winalsa, selain jalur yang terbilang landai dibandingkan jalur pendakian melalui Kersik Tuo, Kabupaten Kerinci, Jambi, trek dari Solok Selatan juga dekat sumber air.

Lokasi kemah akan dibuat berdekatan dengan sumber air. Dari perkiraan, katanya, ada enam lokasi berkemah yang dekat dengan sumber air dari 10 lokasi berkemah yang akan dibuat.

"Kami juga telah membuat camping ground di pintu gerbang di Bangun Rejo," katanya.

Melalui trek Solok Selatan, para pendaki juga akan dikejutkan oleh lembah kura-kura yang berada pada ketinggian sekitar 2.000 mdpl. Pemandangan Air terjun yang tingginya sekitar 100 meter siap menyambut para pendaki untuk melepas lelah.

Pada jalur itu, keindahan hutan lumut dengan ketebalan 10 sampai dengan 15 sentimeter yang melilit pepohonan, habitat kantong semar dan taman edelwis yang masih terjaga menunggu para pengunjung untuk segera menyambanginya.

Hendri menyebutkan pada tahap awal hingga tahap keempat pembuatan jalur pendakian tersebut sudah memasang penunjuk arah sebanyak 50 unit.

"Nanti akan kami tambah sebanyak 100 penunjuk arah sehingga jaraknya tidak terlalu jauh, berkisar 10 s.d. 15 meter untuk setiap penunjuk arah," katanya.

Dengan penunjuk arah yang berdekatan tersebut, kata dia, akan mempermudah para pendaki sehingga tidak lagi menggunakan peta atau global positioning system (GPS).

Penambahan penunjuk arah itu, kata dia, sebisanya akan dilakukan pada bulan Ramadan 1437 Hijriah.

Pada pendakian kali ini, juga akan dilakukan pelebaran jalan yang telah dibuat hingga mencapai 1 meter.

"Kami sudah mengajukan pemohonan surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi) ke Balai Besar TNKS pada hari Senin (6/6). Surat itu ditandatangani oleh Bupati Solok Selatan," katanya.

Namun, lanjut dia, aktivitas vulkanis Gunung Kerinci yang fluktuatif akan tetap dipantau sebelum dilakukan pembukaan jalur tahap kelima.

"Kami sudah koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Kerinci bahwa Gunung Kerinci masih berstatus Waspada atau Level II. Namun, yang perlu diwaspadai adalah bergerakan embusan asap," katanya.

Saat pembukaan jalur pada tahap-tahap sebelumnya, jarak tempuh daki 14,6 kilometer. Pada pembukaan tahap selanjutnya, rute akan lebih diperpendek dengan mencari jalur lain sehingga menjadi 12 kilometer atau dengan waktu tempuh 8 s.d. 9 jam.





Dukungan Pemerintah

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menyambut baik rencana pembukaan jalur pendakian Gunung Kerinci melalui daerah itu karena akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat dari pengembangan pariwisata.

Sambutan baik ini ditandai undangan Bupati Muzni Zakaria kepada para pencinta alam untuk membahas rencana pembukaan jalur pendakian tersebut. Bahkan, Bupati sendiri akan turut serta dalam rencana pendakian pada bulan Agustus 2016.

Wakil Bupati Solok Selatan Abdul Rahman mengatakan bahwa jalur pendakian ke Gunung Kerinci dari Solok Selatan merupakan perkembangan dan kemajuan pariwisata di daerah itu.

"Program prioritas kami ke depan adalah pariwisata dan jalur pendakian ke Gunung Kerinci akan menjadi harapan baru kemajuan pariwisata ke depannya," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Solok Selatan Doni Hendra mengatakan bahwa pembukaan jalur pendakian gunung itu akan mendorong peningkatan kunjungan wisata ke kabupaten yang mekar dari Kabupaten Solok pada tahun 2004.

Bukan saja wisatawan nusantara yang tertarik menjajal trek pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan, melainkan juga wisatawan luar negeri yang hobi dengan tantangan untuk menguji adrenalin.

"Dukungan nantinya dalam segi promosi serta fasilitas pendukung lainnya sebagai penunjang pelayanan bagi wisatawan," katanya.

Dengan keterlibatan pemerintah, kendala-kendala koordinasi dengan pihak terkait akan mempermudah pengurusan administrasi.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (STPN) Kerinci Seblat Wilayah IV David mengatakan bahwa pembuatan jalur pendakian gunung yang berada di jajaran Bukit Barisan ini akan menumbuhkan perekonomian masyarakat, mulai dari penginapan, jasa angkut (porter), pemandu wisata, dan penerjemah.

Kendati demikian, dirinya menyarankan agar dalam pembukaan jalur pendakian tersebut melibatkan pendaki-pendaki yang memiliki pengalaman dan komunitas-komunitas pendaki yang telah ternama.

"Sebetulnya, ini juga nilai jual," katanya.

Karena jalur itu akan memasuki zona rimba dan zona inti Taman Nasional Kerinci Seblat, kata David, harus dijaga habitat flora dan fauna yang dilindungi yang tumbuh dan menghuni kawasan itu.

Penggiat wisata Sumbar Yulnofrins Napilus mengatakan bahwa jalur pendakian Gunung Kerinci dari Solok Selatan bisa menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan selain Seribu Rumah Gadang dan Tangsi Ampek.

Dengan adanya jalur pendakian Gunung Kerinci dari Solok Selatan, menurut dia, akan membantu program pemerintah mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara.

Promosi Bersama

Bersama pemerhati dan pelaku pariwisata, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan bahu-membahu memperkenalkan dan membangun kepariwisataan di "Nagari Sarantau Sasurambi" tersebut.

Kabupaten yang mekar dari Kabupaten Solok pada 2004 itu memiliki sejumlah objek wisata yang cukup potensial memikat wisatawan untuk berkunjungan ke daerah itu. Misalnya, Kawasan Saribu Rumah Gadang, Air Terjun Tangsi Ampek, dan Rumah Gadang Panjang yang memiliki 21 ruang, serta sungai untuk arung jeram.

Kekhasan dan keunikan objek-objek wisata tersebut yang kini tengah dibangun untuk menjadi destinasi wisata dengan target menjadi wisata unggulan di Sumbar.

Promosi tidak hanya dalam pembentuk pamflet-pamflet, tetapi juga meluas ke dunia maya atau dalam jaringan melalui media sosial, seperti WhatsApp, Twitter, Facebook, Instagram serta mengunggah video di Youtube.

Rasa kebersamaan dalam berjuang melalui grup media sosial (medsos) WhatsApp (WA) Solsel nan Indah Menawan, Pemkab Solok Selatan bersama pemerhati dan pelaku pariwisata saling bertukar pikiran dan membangun satu rasa untuk membangun kepariwisataan kabupaten yang berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Padang itu.

Bergabung dalam grup tersebut Komisaris Utama Angkasa Pura Andrinof A. Chaniago dan Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI Raseno Arya.

Melalui Twitter, dengan hastag atau pagar #ayokesolsel, #ayomendakikerinci, #lihat1000rumahgadang. Dengan target satu juta pengikut atau follower.

"Kami juga menggandeng asosiasi travel, yakni Association of Sales Travel Indonesia (Asati) sebagai upaya membangun relasi serta mempromosikan objek wisata Solok Selatan," kata Doni Hendra.

Mutiara terpendam di ujung timur Sumbar ini berangsur menunjukkan kilaunya. Menanti para pelancong menikmati eksotisnya. (*)