Menhub akan Paksa PO Terapkan Tiket "Online"

id Ignasius Jonan

Jakarta, (Antara Sumbar) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan memaksa para perusahaan otobus besar untuk menerapkan pembelian tiket secara daring atau "online".

Jonan saat pemantauan Posko Angkutan Lebaran Kemenhub 2016 di Jakarta, Jumat, mengatakan kebijakan tersebut rencananya akan diterapkan setahun mendatang.

"Kita akan paksa (menerapkan sistem online), kasih waktu setahun lagi," katanya.

Dia menyebutkan PO-PO besar sudah menerapkan sistem online tersebut, namun masih banyak juga yang urung menerapkan.

"Mungkin PO-PO kecil ini masih mempertimbangkan dari segi bisnisnya karena mereka paling hanya punya 10 bus, tidak banyak," katanya.

Jonan akan memanggil Organisasi Pengusaha Angkutan Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) untuk mendorong penerapan sistem online tersebut.

"Ini kan cuma masalah teknologi, nanti saya akan panggil Organda," katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Elly Sinaga melalui Organda mendorong para perusahaan otobus (PO) untuk menerapkan sistem pembelian tiket secara daring atau online.

Dia mengatakan hal itu ditujukan agar tidak adanya penumpukan penumpang di loket-loket terminal.

Dengan demikian, menurut dia, loket-loket pembelian di terminal bisa dihilangkan dan tempatnya bisa dijadikan ruang tunggu serta ruang peristirahatan pengemudi.

Pasalnya, Elly menjelaskan, di sebagian besar terminal, ketika menunggu keberangkatan bus, penumpang menyebar hingga memasuki kawasan sirkulasi bus di mana bisa membahayakan.

"Kalau di tempat sirkulasi bus enggak boleh ada penumpang menunggu di situ, tapi di ruang tunggu," katanya.

Dia mengaku optimistis hal itu bisa diterapkan seiring dengan perkembangan zaman, seperti apa yang telah berhasil diterapkan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Kalau KAI bisa, kita juga pasti bisa pakai 'online', sudah terbukti sebagian PO sudah ada yang menerapkan," katanya.

Dihubungi terpisah, Ketua DPP Organda Adrianto Djokosoetono mengaku pihkanya mendukung dengan penerapan pembelian tiket dengan sistem daring.

"Kami sangat mendukung karena adanya pilihan bagi calon penumpang untuk membeli tiket," katanya.

Adrianto menambahkan sistem daring juga bisa meningkatkan kenyamanan, bukan hanya calon penumpang, tetapi juga kenyamapanan penumpang karena adanya kepastian di terminal.

Dia menyebutkan saat ini sudah ada beberapa PO yang menerapkan sistem pembelian tiket secara daring, namun jumlahnya masih terbatas.

"Masih 'trial' (uji coba), jadi masih sedikit," katanya.

Terkait target hingga akhir 2016, Adrianto mengatakan pihaknya belum mengkaji sejauh itu.

"Sebetulnya ini bukan mengubah, tetapi menambah akses dan sistem pembelian tiket. Tapi, kami belum sampai situ (target)," katanya. (*)