BI Fasilitasi Penukaran Uang Logam Optimalkan Sirkulasi

id BI

Jakarta, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia meluncurkan Gerakan Peduli Koin dan memfasilitasi penukaran uang koin atau logam sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang penggunaan uang koin sebagai pembayaran yang sah.

"Umumnya masyarakat masih menganggap uang koin bukan alat transaksi, melainkan sebagai uang receh. Kondisi tersebut menyebabkan sirkulasi peredaran Rupiah khususnya uang koin di masyarakat tidak optimal," kata Deputi Gubernur BI Ronald Waas pada peluncuran Gerakan Peduli Koin di Lapangan Lenggang IRTI Monas, Jakarta, Sabtu.

Ronald mengatakan dalam 10 tahun terakhir, BI telah mengeluarkan uang koin sekitar Rp6 triliun, namun yang kembali ke BI hanya Rp900 miliar atau 16 persen dengan tren semakin menurun.

Adapun jumlah uang koin yang beredar di masyarakat saat ini sebesar 19 miliar keping, sedangkan uang kertas 18 miliar lembar.

"Jika dibagi dengan keseluruhan penduduk, artinya setiap penduduk menyimpan 77 keping uang koin," ujar Ronald.

Menurut dia, penggunaan uang koin justru lebih efisien dibanding uang kertas karena jangka waktu kelayakan yang lebih lama, yakni tujuh sampai delapan tahun, sedangkan kelayakan uang kertas biasanya bertahan kurang dari setahun.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan pada 25-26 Juni di Lapangan Lenggang Jakara IRTI Monas ini, BI mengajak 13 bank untuk ikut serta, antara lain Bank Mandiri, BNI, BTN, Bank Permata, BJB, Bank CIMB Niaga, Bank Mega dan BNI Syariah.

Oleh karenanya, BI menyediakan fasilitas penukaran uang koin dengan pecahan kertas, bahkan uang elektronik untuk membangun budaya nontunai (cashless society) di masyarakat.

Selain di Jakarta, BI juga telah menyelenggarakan acara serupa di kota lainnya, yakni di Batam, Bali, Solo dan Tasikmalaya.