Penyaluran Kredit UMKM Sumbar Capai Rp15 Triliun

id penyaluran, kredit, UMKM, Sumbar

Padang, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat mencatat penyaluran kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah di provinsi itu pada triwulan I/2016 mencapai Rp15 triliun, naik 3,4 persen dibandingkan triwulan IV/2015.

"Meskipun sedikit meningkat, pertumbuhan kredit UMKM tersebut masih rendah, sejak akhir 2014 pertumbuhannya terus melambat," kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan hal itu dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Sumbar triwulan I/2016.

Menurutnya berdasarkan diskusi bersama perbankan, penyebab utama rendahnya pertumbuhan kredit UMKM karena kondisi perekonomian yang melambat, dan terbatasnya bank penyalur KUR dengan skema terbaru hingga awal 2016.

Selain itu adanya pengendalian ekspansi kredit akibat peningkatan risiko yang berasal dari peningkatan rasio kredit bermasalah UMKM menjadi penyebab rendahnya penyaluran, kata dia.

Ia menilai perlambatan pertumbuhan UMKM terjadi pada kredit skala menengah yang terus melambat sejak setahun terakhir dan bahkan terjadi kontraksi sebesar 17,2 persen pada triwulan I 2016.

Sementara itu pertumbuhan kredit skala mikro tumbuh 25,7 persen dan skala kecil tumbuh 11,9 persen, kata dia.

Ia mengatakan berdasarkan sektor ekonomi, rendahnya pertumbuhan kredit UMKM terutama terjadi pada sektor ekonomi industri pengolahan dan jasa-jasa.

Pada triwulan I 2016 sektor industri pengolahan mengalami kontraksi pertumbuhan minus 45,6 persen dan sektor jasa minus 25,6 persen, katanya.

Sementara itu, pertumbuhan kredit sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), yang memiliki pangsa tertinggi mencapai 66 persen , tumbuh sedikit meningkat menjadi 14,1 persen pada triwulan I 2016 dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,6 persen.

Ia menambahkan rendahnya pertumbuhan kredit UMKM masih diwarnai dengan kualitas kredit yang terus memburuk.

Pada triwulan I 2016 , rasio kredit macet meningkat cukup tinggi mencapai 7,2 persen yang telah melampaui batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5 persen.

Hal ini perlu menjadi perhatian perbankan daerah untuk terus melakukan pengawasan secara mendalam terhadap kinerja debitur UMKM dan meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, ujar dia.

Sebelumnya Managing Director situs jual beli daring bukalapak.com Muhammad Fajrin mengungkapkan nilai transaksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal Sumbar di laman yang dikelolanya mencapai Rp6 miliar pada triwulan I 2016.

"Angka tersebut masih kecil karena dari 800 ribu UMKM yang terdaftar di bukalapak.com dari Sumbar baru 5.000 UMKM," kata dia.

Menurut dia masih banyak barang-barang produk UMKM di Sumbar yang bisa dijual di situs bukalapak, karena memiliki keunikan.

"Berbeda dengan Surabaya atau Yogyakarta, barang-barang dari kedua daerah tersebut sudah dijual di mana-mana, sementara kalau Sumbar harus datang langsung, ini merupakan suatu peluang bagi UMKM setempat," ujarnya. (*)