Gubernur: Penyebab Ledakan Tambang Sawahlunto Masih Diselidiki

id Ledakan, Tambang, Sawahlunto

Gubernur: Penyebab Ledakan Tambang Sawahlunto Masih Diselidiki

Ilustrasi. (ANTARA FOTO)

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno, mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab meledaknya salah satu lubang tambang batu bara milik perusahaan swasta di Kota Sawahlunto.

"Tim pengawas tambang masih akan melakukan investigasi guna mencari penyebab meledaknya tambang tersebut selama tujuh hari ke depan," kata dia, saat mengunjungi lokasi ledakan tambang di Sawahlunto, Selasa.

Saat ini, lanjutnya, pada lubang tambang tersebut sudah dilarang melakukan aktivitas penambangan karena tim dengan koordinator Kantor Wilayah ESDM Sumatera Barat, menemukan adanya konsentrasi kandungan gas metan cukup tinggi pada lubang tersebut.

Dia mengatakan, pada dasarnya pihak pemerintah provinsi itu menghendaki nihilnya kecelakaan tambang tersebut, salah satunya dengan mewajibkan setiap perusahaan pertambangan memiliki standar operasional yang baik dalam melakukan aktivitas penambangan.

"Standar itulah yang akan diselidiki oleh pihak pengawas tambang, jika ditemukan adanya unsur kelalaian manusia maka pihaknya meminta pihak penyidik segera membawa permasalahannya ke ranah hukum," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, Pemerintah Provinsi Sumbar juga akan melakukan penyelidikan terkait pengelolaan dampak lingkungan pertambangan serta kewajiban lainnya yang harus dipenuhi oleh pihak pengusaha sesuai aturan dan regulasi yang berlaku saat ini.

Dia menjamin jika ditemukan pelanggaran tehadap tata kelola administrasi serta penanganan dampak aktivitas penambangan yang dilakukan, maka pihaknya akan memberikan sanksi tegas hingga berupa pencabutan izin usaha.

"Kita memang membutuhkan bahan galian tambang, namun harus memenuhi kaidah-kaidah analisa dampak lingkungan dan keselamatan seluruh unsur yang terlibat serta yang dipengaruhinya seperti para penambang, ekosistem hutan sekitar kawasan tambang serta pengelolaan lahan bekas tambang," kata dia.

Terkait dugaan adanya kelalaian pihak pengelola tambang tersebut, Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Nusa Alam Lestari (NAL) M Fauzi mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada tim pengawas tambang.

Dia menjelaskan, sebelum lubang tambang tersebut meledak secara tiba-tiba, tim teknik tambang sudah melakukan pengecekan terhadap lubang tersebut, sebelum lima penambang yang tergabung dalam kelompok pekerja shift kedua memasukinya.

"Mereka sempat bekerja sekitar enam jam dan sudah melakukan proses produksi penambangan, setelah ledakan kelima pekerja masih mampu menyelamatkan diri keluar dari lubang sebelum dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis," jelasnya.

Sementara itu, salah seorang anggota tim pengawas tambang, Ade Lino, mengatakan hingga saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab ledakan tersebut.

"Namun khusus di lokasi PT NAL ini, peristiwa ledakan tercatat baru terjadi untuk pertama kalinya sehingga membutuhkan penyelidikan lebih jauh sebelum disimpulkan apakah peristiwa tersebut merupakan bencana alam biasa atau ada faktor kelalaian," kata dia. (*)