BPMPKB Padang Dirikan Puspaga Atasi Permasalahan Keluarga

id BPMPKB Padang

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota Padang, Sumatera Barat, akan mendirikan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) guna membantu mengatasi permasalahan yang dialami masyarakat setempat.


"Puspaga akan menyiapkan psikolog yang akan menjadi tempat berkonsultasi orang yang sedang menghadapi masalah keluarga," kata Kepala BPMPKB Padang, Muji Susilawati di Padang, Rabu.

Psikolog yang ditunjuk juga bisa untuk berkonsultasi mengenai cara mendidik serta menerapkan pola asuh yang benar bagi anak.

Kehadiran puspaga diharapkan dapat membantu masyarakat dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah, yakni keluarga bahagia dan sejahtera.


Yakni keluarga dapat membentuk anak-anak yang berkualitas dan siap menjadi pemimpin yang baik di masa datang.

Dalam puspaga ini masyarakat terutama ibu-ibu dan anak bisa berkonsultasi dalam banyak hal, karena mereka adalah pihak paling rentan akan tindak kekerasan.

Ia mengatakan untuk tahap awal puspaga akan didirikan di satu kecamatan dulu, nanti setelah diterima masyarakat dikembangkan ke kecamatan lain.

Kecamatan mana yang akan didirikan untuk percontohan ini belum bisa dipastikan, karena akan mempertimbangkan pada lokasinya yang strategis, serta banyaknya permasalahan keluarga pada setiap kecamatan.

"Kita baru melakukan survei, mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah dapat ditentukan pemilihan lokasinya," katanya.

Puspaga diperkirakan bisa beroperasi pada September 2016. Agar dikenal masyarakat akan ada sosialisasi kepada tokoh-tokoh masyarakat, instansi terkait dan media massa, sehingga informasi ini cepat sampai ke masyarakat.

Sementara itu Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sumbar, Nofrijal mengatakan keluarga merupakan tempat yang paling awal dan utama dalam pembentukan kepribadian anak.

Pendidikan dan teladan keluarga yang diserap dari lingkungan keluarga dan orang tua akan sangat menentukan bagaimana kepribadian anak kelak.

"Orang tua merupakan sumber informasi bagi anak, karena anak akan meniru sikap dan perilaku dari orang tua," ujarnya.

Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Women Crisis Center (WCC) Divisi Bagian Layanan Nurani Perempuan Sumbar, Rahmi Meri Yenti mengatakan, meningkatnya kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terus dibiarkan, dikhawatirkan dapat berujung pada tindakan pembunuhan.

"Namun dengan adanya sarana berbagi cerita terhadap kekerasan yang dialami dalam lingkup rumah tangga akan dapat mengurangi dan menjadi solusi permasalahan keluarga," ujar dia. (*)