Dinkes Sumbar Terus Lakukan Pemeriksaan Vaksin

id Vaksin Palsu, Pemeriksaan, Dinkes, Sumbar

Dinkes Sumbar Terus Lakukan Pemeriksaan Vaksin

Ilustrasi vaksin.

Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat (Sumbar) terus melakukan pemeriksaan terhadap vaksin yang beredar di kabupaten/kota provinsi itu sejak Selasa (28/6) hingga Jumat (1/7) terkait ditemukannya vaksin palsu di beberapa provinsi di Indonesia.

"Pemeriksaan terhadap vaksin itu dilakukan berdasarkan surat edaran dari Menteri Kesehatan RI," Kata Kepala Dinkes Sumbar Rosnini Savitri di Padang, Rabu.

Ia menyampaikan pemeriksaan atau pengecekan permasalahan vaksin ke kabupaten/kota tersebut sudah menjadi tanggung jawab Dinkes Sumbar sehingga dilaksanakan semaksimal mungkin.

Menurutnya, saat ini tim sudah di lapangan, melihat ke rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik-klinik serta doktek praktik di kabupaten/kota.

"Kemungkinan tim akan kembali ke Padang pada Jumat (1/7), jadi segala temuan akan kami informasikan pada Sabtu (2/7)," katanya.

Khusus untuk Kota Padang, Dinkes Sumbar telah melakukan pengecekan ke rumah sakit pemerintah dan swasta pada Selasa (28/6), namun tidak ditemukan vaksin palsu di daerah itu.

Terkait adanya adanya warna tutup vaksin yang berbeda di salah satu rumah sakit swasta Padang, ia mengaku hal tersebut tetap aman.

Menurutnya, jika distribusi vaksin dari Kementerian Kesehatan tetap dilakukan seperti yang selama ini, yakni disalurkan ke Dinas Kesehatan Provinsi, kemudian dilanjutkan ke kabupaten/kota, maka vaksin yang digunakan bisa dipastikan secara keseluruhan aman.

"Kemungkinan vaksin palsu akan ada, jika daerah membeli pada distributor di luar distributor Dinas Kesehatan Provinsi atau kabupaten/kota," katanya.

Sementara Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Padang Zulkifli mengatakan yang menjadi sasaran dalam pemeriksaan vaksin adalah yang berasal dari distributor tidak resmi.

Terkait adanya ditemukan warna tutup vaksin yang berbeda di salah satu rumah sakit swasta Padang, ia mengatakan hal itu tidak menjadi patokan palsu atau tidaknya vaksin.

"Itu bukan menjadi salah satu indikasi vaksin palsu, sekarang kita lihat mana yang berasal dari distributor tidak resmi," ujarnya.

Sedangkan untuk vaksin yang ditemukan memiliki label berlapis, ia menilai hal itu disebabkan label awal rusak karena disimpan dalam kulkas.

"Bisa saja labelnya rusak, kan disimpan di kulkas. Jadi diberikan label ulang. Itu tidak masalah," katanya. (*)