Jakarta, (Antara Sumbar) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak melemah tujuh poin menjadi Rp13.164 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.157 per dolar AS.
"Rupiah bergerak melemah terhadap dolar AS setelah menguat dalam beberapa hari terakhir, sebagian pelaku pasar uang mencoba untuk melakukan aksi ambil untung," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.
Namun, menurut Reza Priyambada, aksi ambil untung hanya bersifat jangka pendek karena masih positifnya sentimen dari domestik, salah satunya mengenai kebijakan pengampunan pajak yang telah disahkan DPR.
"Kini pelaku pasar sedang menunggu realisasi terhadap UU Pengampunan Pajak sehingga diharapkan adanya stimulus baru untuk mendorong perekonomian Indonesia dan penguatan rupiah dalam jangka panjang," katanya.
Sementara itu,ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa optimisme dari kebijakan pengampunan pajak akan mengundang aliran dana asing lebih banyak masuk ke dalam negeri sehingga mendorong mata uang rupiah meningkat terhadap dolar AS.
Rangga Cipta menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang kembali menyentuh level 50 dolar AS per barel juga akan menambah dorongan bagi mata uang berbasis komoditas untuk kembali bergerak di area positif.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Kamis (30/6) Kamis pagi, berada di level 49,44 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 50,02 dolar AS per barel.
Kendati demikian, lanjut dia, pelaku pasar tetap perlu terus memerhatikan indikator pertumbuhan ekonomi domestik karena itu merupakan salah satu pondasi utama bagi pergerakan nilai tukar. (*)
Rupiah Kamis Pagi Melemah Menjadi Rp13.164
Rupiah. (Antara) ()
