Realisasi Tanam Padi Sumbar Baru 201.667,4 Hektare

id tanam, padi, sumbar

Realisasi Tanam Padi Sumbar Baru 201.667,4 Hektare

Sejumlah petani menanam padi di areal pesawahan Anak Aia, Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar, Selasa (12/6/2012). (FOTO ANTARA SUMBAR/Iggoy el Fitra)

Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), menyatakan realisasi sasaran tanam padi di provinsi itu pada Januari hingga Mei 2016 seluas 201.667,4 hektare dari total sasaran 536.024 hektare.

"Sasaran tanam padi tersebut berdasarkan data dari kabupaten/kota di Sumbar yang diajukan oleh dinas pertanian masing-masing kabupaten/kota," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Sumbar, Elviana Anwar di Padang, Senin.

Ia menambahkan sasaran tanam padi setiap tahun di Sumbar terkadang ada peningkatan dan penurunan, disebabkan perubahan struktur tanah serta adanya kekeringan.

Sasaran tanam padi tertinggi dari 19 kabupaten/kota di Sumbar terdapat di Kabupaten Agam dengan total sasaran tanam padi 65.760 hektare, kemudian diikuti Kabupaten Solok dengan sasaran tanam 64.943 hektare.

Selanjutnya Kabupaten Pesisir Selatan berada pada posisi ketiga untuk sasaran tanam pada tahun 2016 yaitu sebesar 63.573 hektare.

Sedangkan untuk daerah yang memiliki sasaran tanam yang rendah terdapat di Kota Bukittinggi sebesar 796 hektare, Mentawai 1.197 hektare, dan Kota Solok 2.334 hektare.

"Sasaran tanam padi rendah disebabkan karena kurangnya lahan untuk tempat penanaman tersebut, lahan tidak memadai, serta adanya bencana alam atau hal lainnya," terangnya.

Ia menyebutkan untuk realisasi tanam komoditas padi sawah di Sumbar mencapai 201.667,4 dari Januari hingga Mei 2016 dengan realisasi pada Januari sebesar 42.780,4 hektare, Februari 43.576,6 hektare, Maret 36.224,5 hektare, April 35.020,8 hektare, Mei 44.065,1 hektare.

"Capaian tanam padi di Sumbar hingga Mei 2016 tersebut belum tercapai secara maksimal ," ujarnya.

Ia berharap agar para petani dapat mempercepat penanaman padi ketika masuk musim tanam, sehingga sasaran tanam padi dapat tercapai dengan maksimal.

Petani lain di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Yetri Mulyanti (36) mengatakan ia mempunyai sawah seluas dua hektare dengan pendapatan maksimal Rp25 juta sekali panen.

"Dengan perhitungan sekali panen mendapatkan 2.500 padi yang diukur dengan kaleng ukuran 21 liter sehingga menghasilkan sebanyak 52.500 liter padi," tambah dia.

Ia mengaku pada tahun lalu mendapatkan penghasilan sebesar Rp18 juta sekali panen dengan modal sebesar Rp8 juta.

"Dalam setahun saya bisa dua kali panen dengan perhitungan mulai dari penggarapan hingga panen membutuhkan waktu sekitar enam bulan," sebutnya saat dihubungi dari Padang.

Ia mengemukakan selama ini sejumlah petani di daerahnya sulit untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Yang ada, tambahnya, pupuk non bersubsidi jenis Ponska dengan harga Rp135 ribu per karung.

"Selain itu juga tidak adanya penyuluh pertanian yang datang untuk memberikan ilmu pertanian, sehingga kami dapat mengerti mengenai hama dan masalah lain yang mengancam ketika bertani," jelas dia. (*)