Perantau Perempuan Minang Bangun Masjid

id Perantau Perempuan Minang

Simpang Empat, (Antara Sumbar) - Perantau perempuan Minang yang tergabung dalam Indo Jalito Peduli (IJP) membangun masjid untuk masyarakat di kampung halaman.

"Kami peduli dengan masyarakat Sumbar khususnya Pasaman Barat. Sebab, perkampungan nelayan ini belum ada masjid sehingga kami membangunkan masjid untuk beribadah," kata Ketua Umum IJP Astri Asgani saat meresmikan Masjid Ar Raudah di Pasaman Barat, Kamis.

Masjid itu berada di perkampungan nelayan Sasak Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar).

IJP merupakan kelompok ibu-ibu perantau Minang yang berjumlah 160 orang. Selama ini ibu-ibu IJP merantau, namun tidak melupakan kampung halaman. IJP bergerak di bidang seni sosial dan budaya.

IJP datang ke Sumbar memberikan bantuan di lokasi yang terpencil dan jarang disentuh, salah satunya di Kampung Nelayan Sasak.

"IJP sekarang ke Pasaman Barat dalam rangka bakti sosial. Kami sering memberikan bantuan kepada masyarakat Sumbar, sekarang pertama sekali datang ke Pasaman Barat," ujarnya.

Ia mengatakan, awal mulanya ada niat membangun masjid di Kampung Nelayan Sasak ini karena diberitahu oleh pemuda yang mengelola web pulangkampung.com. Apalagi di Kampung Nelayan yang sudah di bangun mencapai 6 tahun itu tidak memiliki masjid.

"Kami survei ke lapangan, ternyata memang tidak ada masjid. Dengan musyawarah anggota IJP maka sepakat untuk membangun masjid di Kampung Nelayan ini. Total dana yang dihabiskan oleh IJP mencapai Rp450 juta," ujarnya.

Rombongan IJP yang langsung diketuai oleh Astri Asgani berjumlah hampir 30 orang itu langsung disambut oleh Bupati Pasaman Barat, Syahiran beserta Ketua PKK Yunisra, Wakil Ketua PKK, Sifrowati Yulianto serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Dalam rombongan ikut Lita Basko, anggota DPD RI Emma Yohana, anggota DPR RI Betty Sadiq Pasadique, Vita Gamawan Fauzi dan kaum ibu lainnya.

Sementara itu, Bupati Pasaman Barat Syahiran mengucapkan terima kasih kepada IJP. Diharapkan bantuan dari IJP ini bisa digunakan oleh masyarakat nelayan untuk beribadah. Apalagi masyarakat sekarang ini sudah jarang untuk beribadah ke masjid.

"Semoga masjid ini bisa digunakan dengan sebaik mungkin. Jangan hanya dijadikan bangunan antik tetapi isilah dengan kegiatan keagamaan," katanya.

Wali Nagari (kepala desa) Sasak, Arman menjelaskan, penghuni Kampung Nelayan Sasak mencapai 165 kepala keluarga.

Memang sebagian besar nelayan masih memiliki perekonomian lemah. Untuk itu, bantuan yang diberikan IJP bisa digunakan sebaik-baiknya oleh nelayan.

"Nelayan kita masih memiliki perekonomian lemah. Jadi bantuan lain masih diharapkan," katanya. (*)