Wall Street Turun di Tengah Data Ekonomi Jelang Pidato Yellen

id Wall Street

Wall Street Turun di Tengah Data Ekonomi Jelang Pidato Yellen

Wall Street. (Antara)

New York, (Antara Sumbar) - Saham-saham di Wall Street bergerak ragu-ragu dan ditutup lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor mencerna sejumlah laporan ekonomi yang baru dirilis dan menunggu pidato penting Ketua Federal Reserve Janet Yellen.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 33,07 poin atau 0,18 persen menjadi berakhir di 18.448,41. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 2,97 poin atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 2.172,47, dan indeks komposit Nasdaq kehilangan 5,49 poin atau 0,11 persen menjadi 5.212,20.

Di sisi ekonomi, pesanan baru untuk barang tahan lama manufaktur pada Juli meningkat 9,7 miliar dolar AS atau 4,4 persen menjadi 228,9 miliar dolar AS, menurut Departemen Perdagangan AS, Kamis.

"Komponen-komponen bergerak menyamping, ini adalah laporan menggembirakan," kata Jay Morelock, seorang ekonom di FTN Financial.

Dalam pekan yang berakhir 20 Agustus, angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman mencapai 261.000, turun 1.000 dari tingkat tidak direvisi minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, Kamis.

Sementara itu, para investor terus mengawasi pidato Yellen untuk petunjuk lebih lanjut tentang waktu kenaikan suku bunga berikutnya. Dia dijadwalkan akan menyampaikan pidato tentang kebijakan ekonomi dan moneter AS pada Simposium Kebijakan Ekonomi di Jackson Hole, Wyoming, Jumat.

Pernyataan-pernyataan "hawkish" beberapa pejabat Fed telah memperkuat ekspektasi pasar bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga tahun ini.

"Kemungkinan penggerak utama pasar bocor keluar menjelang pidato Ketua Fed besok pagi, ini akan cukup ceroboh," kata Stephen Guilfoyle, kepala ekonom pasar di Stuart Frankel & Co, Kamis.

Indeks Volatilitas CBOE, sering disebut sebagai ukuran tingkat ketakutan Wall Street, meningkat 1,34 persen menjadi berakhir pada 13,63 pada Kamis.

Harga minyak berakhir lebih tinggi pada Kamis karena pedagang membeli saat merosot setelah kerugian besar sehari sebelumnya. (*)