Polri Selidiki Rekaman Testimoni Fredy Budiman

id Tito Karnavian

Polri Selidiki Rekaman Testimoni Fredy Budiman

Tito Karnavian (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan telah menerima rekaman video testimoni terpidana mati kasus narkoba Fredy Budiman dan kini sedang menyelidiki bukti yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkumham itu.

"Sudah (terima), kami akan pelajari rekaman video itu," ujar Kapolri di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat.

Menurut Kapolri, tim pencari fakta sedang menginvestigasi video rekaman tersebut untuk membuktikan kebenaran informasi yang disampaikan Fredy melalui Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, tentang keterlibatan pejabat Mabes Polri dalam bisnis narkoba Fredy.

Fredy, dalam tulisan yang dibuat Haris berjudul "Cerita Busuk dari Seorang Bandit: Kesaksian bertemu Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan (2014)", mengaku memberikan uang ratusan miliar rupiah kepada penegak hukum di Indonesia untuk melancarkan bisnis haramnya di Tanah Air.

Uang masing-masing sebesar Rp450 miliar disebutnya telah diberikan kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Rp90 miliar ke pejabat Mabes Polri. Fredy juga mengaku pernah menggunakan fasilitas mobil pejabat TNI berbintang dua.

Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menegaskan tidak akan membuka rekaman video tersebut ke publik karena hanya berisi pesan terakhir Fredy sebelum dieksekusi mati pada 29 Juli lalu.

"Tidak lah (diungkap ke publik). Nanti kami lihat dulu isinya apa," kata Yasonna di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa dalam video tersebut Fredy tidak menyebut nama-nama pejabat Polri, BNN, maupun TNI yang membantu operasi bisnis narkobanya.

Sebelumnya, Kepala Bagian Humas Ditjen PAS Kemkumham Akbar Hadi mengaku sempat membuat video yang berisi testimoni termasuk perubahan sikap Fredy yang menjadi semakin baik selama dibina di Lapas Nusakambangan.

"Ini kan menarik, yang dulu bandar narkoba, main perempuan, sekarang bisa berubah," kata Akbar. (*)