Pusat Pembelajaran Anak TKI di Sabah Bertambah

id pusat, pembelajaran, anak, TKI

Kuala Lumpur, (Antara Sumbar) - Pusat Pembelajaran (Community Learning Center/CLC) untuk anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) di wilayah Sabah, Malaysia, terus bertambah mengingat jumlahnya saat ini belum mencukupi terutama untuk memberikan pelayanan pendidikan pada mereka yang berada di ladang-ladang sawit yang terpencil.

"Di Sabah, jumlah pusat pendidikan untuk anak-anak TKI sudah banyak mencapai ratusan CLC, namun jumlahnya masih belum mencukupi karena masih ada anak-anak WNI yang belum mendapatkan pelayanan pendidikan terutama yang berada di ladang-ladang sawit yang terpencil," kata Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu Akhmad DH Irfan yang diterima Antara di Kuala Lumpur, Jumat.

Dalam rangka memperluas layanan pendidikan itulah, Kamis (25/8), dua CLC baru diresmikan yaitu di ladang sawit Dalit dan Ladang sawit Sook yang keduanya berjarak 184 km dari Kota Kinabalu.

Konjen Irfan menyampaikan terima kasih kepada kedua ladang yang telah memfasilitasi terbentuknya CLC dalam kawasan ladang.

"Saya berharap CLC di kedua ladang ini walau masih seumur jagung, namun para guru yang ada diharapkan dapat lebih cepat mentransfer pengetahuannya kepada anak didiknya sehingga bisa mengejar ketinggalannya dengan anak-anak siswa CLC di wilayah lain," ucapnya.

Dengan adanya dua CLC ini, perwakilan dari kedua perusahaan perkebunan sawit tersebut sangat menyambut baik, apalagi dengan bantuan dari KJRI Kota Kinabalu dapat meningkatkan minat para orang tua untuk menyekolahkan anaknya.

Mewakili perusahaan perkebunan tersebut, Mr Loi mengaku selama ini ada juga para orang tua yang mengajak anaknya masuk dalam ladang untuk membantunya "bekerja" mengutip biji sawit jatuh dan menghasilkan uang.

Pihak perusahaan telah berusaha mencegah hal ini karena tidak mau ladangnya dituduh telah "mempekerjakan" anak-anak dan itu adalah sebuah pelanggaran hukum.

Sementara itu, Ladang Sook memiliki pekerja Indonesia berjumlah 265 orang dan jumlah anak siswa sebanyak 41 anak berusia sekitar 8 tahun (kelas 1 - 2 SD). Sedangkan Ladang Dalit memiliki pekerja Indonesia berjumlah 354 orang dan jumlah siswa sebanyak 23 anak berusia sampai dengan 9 tahun (kelas 1 - 3 SD).

Para guru yang mengajar berjumlah masing-masing 2 orang dengan guru pamong dari Ladang bertetangga (Ladang Pamol) yang berasal dari Kemendiknas 1 orang.

Saat acara peresmian, para anak siswa di CLC Sook dan Dalit telah unjuk kreatifitas dengan menampilkan tarian khas Indonesia, khususnya dari Bugis. Para siswa pun juga melantunkan lagu-lagu nasional Indonesia Raya.

Regulasi

Sampai saat ini, para anak-anak TKI tidak dapat diterima di sekolah milik pemerintah setempat (Sekolah Kebangsaan) karena terdapat regulasi bahwa sekolah negeri hanya untuk WN setempat.

Disisi lain, mendirikan dan menyelenggarakan pendidikan sendiri di negeri Sabah bukan perkara mudah. Selain diperlukan prasarana dan sarana, keberadaan guru pun tidak mudah.

Saat ini Pemerintah cq. KJRI Kota Kinabalu bersama dengan Kemendiknas, SIKK dan pihak terkait telah mendirikan TKB/CLC berjumlah total 216 (termasuk CLC yang baru diresmikan di Sok dan Dalit).

Jumlah murid yang telah dilayani berjumlah total 24.000 an anak. Jumlah guru yang dikirim oleh pemerintah berjumlah 323 orang, dan guru lokal berjumlah kisaran seratusan orang. (*)