Sosialisasi Penting untuk Antisipasi Gizi Buruk

id Gizi Buruk

Padang, (Antara Sumbar) - Sosialisasi terkait pentingnya pemenuhan gizi, sangat perlu dilakukan terutama pada masyarakat kurang mampu di daerah tertinggal, agar mereka dan keluarganya tidak terkena gizi buruk.

"Gizi buruk, termasuk salah satu indikator sebuah daerah dikategorikan tertinggal. Dengan sosialisasi, selain masyarakat bebas dari gizi buruk, sekaligus membantu daerah lepas dari status daerah tertinggal," kata Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Nasrul Abit saat membuka Newton Fund Researcher Links Workshop yang dilaksanakan di Padang, Senin.

Workshop yang digelar di Sumbar bekerjasama dengan Universitas Andalas tersebut memfokuskan perhatian pada bidang gizi di lingkungan masyarakat.

Menurutnya, persoalan gizi buruk merupakan salah satu yang sangat sulit diberantas, karena di daerah pinggiran masih didapati masyarakat yang hidup dalam situasi ekonomi yang sulit.

"Makanan yang dikonsumsi belum memperhatikan kebersihan dan pemenuhan gizinya, sehingga berpengaruh terhadap gizi dari masyarakatnya sendiri," ujarnya.

Ia mengharapkan workshop yang dilakukan dapat merumuskan formula untuk mengantisipasi terjadinya gizi buruk di daerah.

"Saya mengajak kepada kita semua untuk mensosialisasikan masalah gizi ini kepada seluruh masyarakat, terutama bagi masyarakat yang termasuk pada wilayah tertinggal. Mereka perlu perhatian kita, mereka butuh sentuhan tangan kita, pertolongan kita dalam membangun kesehatan gizi agar lebih baik terutama bagi para anak-anak dan remaja generasi penerus dimasa yang akan datang," pesannya.

The Newton Fund Indonesia adalah program pembangunan kolaborasi resmi antara Pemerintah Inggris dan Indonesia pada area riset dan inovasi.

Dana kemitraan dialokasikan penggunaannya pada lima belas negara, termasuk Indonesia, untuk mengembangkan kerjasama sains dan inovasi yang mempromosikan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial pada negara-negara berkembang.

Turut hadir dalam workshop itu Wakil Rektor I Universitas Andalas Prof.Dr.Dachriyanus, Apt, pembicara serta peserta workshop dari berbagai negara.

Peserta didominasi oleh para peneliti muda. (*)